Mengulik Sejarah Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo

Jumat 05 Apr 2024 - 21:23 WIB
Reporter : MUSLIMIN
Editor : M YASIN

Lebih lanjut dia menjelaskan kalau nama Tugumulyo sendiri diambil dari sebuah bagunan tugu, bagunan tugu tersebut di bangun di Desa Mataram. Kata Tugu Mulyo di ambil dari kata Tugu mulyo mampunyai arti masyarakat yang hidupnya mulya dan makmur.

Dalam perkembangannya sebelum dikenal dengan nama Tugu Mulyo, masyarakat  transmigrasi saat itu agak sulit menyebutkan kata transmigrasi. Sehinggga mereka pada zaman dulu menyebutkan merasi. selain merasi masyarakat zaman dahulu juga menyebutnya sebagai kampung Kolones.

Alasannya ketika zaman penjajahan Kolonial Belanda, masyarakat juga tidak bisa menyebutkan kolonial, sehingga mereka menyebutnya sebagai Kolones. Pada saat ini keberadaan Tugu ini masih sangat terawat dengan baik dan dijadikan sebagai salah atu icon Desa Mataram.

Selain tugu di Desa Mataram ini juga terdapat peninggalan Belanda yakni sumur tua atau belik.

BACA JUGA:Halangi Penambangan PT Gorby di Muratara, Syarief Hidayat Cs Dilimpahkan Tim Mabes Polri ke Kejari Lubuklingga

Menurut sejarahnya sumur yang dibuat sejak tahun 1938 pada masa kolonialis Belanda untuk para transmigrasi dari Pulau Jawa ke pulau Sumatera di wilayah Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas yang dipusatkan di Desa Mataram sebagai Transmigrasi yang pertaman kali. Sumur tua atau Belik ini pernah terbengkalai keberadaannya.

"Namun pada masa Kepemimpinan kepala Desa Samidjo sumur tua ini telah direnovasi sehingga saat ini masih di gunakan oleh masyarakat Desa Mataram sampai saat ini," jelasnya.

Baru-baru ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Musi Rawas, mendampingi tim dari  Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilaya VI Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan kegiatan Invetarisasi  Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) di Tugu Mataram dan sumur tua peninggalan Pada zaman Belanda Dahulu, yang terletak di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo.(*)

Kategori :