KORANLINGGAUPOS.ID - IMUNISASI anak sangat penting. Karena melalui imunisasi upaya ita sebagai orang tua untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak kita secara aktif terhadap suatu penyakit .
Sehingga bila suatu saat terkontaminasi dengan penyakit tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Sayangnya, masih banyak orang tua saat ini yang enggan membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi lengkap dengan berbagai alasan. Khawatir dengan dampak pasca suntik vaksin, menjadi factor paling banyak dijumpai yang menjadi alasan para orang tua enggan melakukan imunisasi untuk anak mereka.
BACA JUGA:Kemenkes RI Targetkan 95 Persen Bayi Mendapat Imunisasi
Sementara dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, terdata saat ini sudah lebih dari 1,8 juta anak Indonesia tidak mendapat imunisasi rutin lengkap selama 6 tahun terakhir, dari 2018 sampai 2023. Akibatnya, beragam kasus dan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) terjadi di beberapa daerah sepanjang 2023.
“Pada tahun 2023 banyak kasus dan KLB PD3I, yaitu campak rubella sebanyak 136 kasus, KLB difteri 103 kasus, kasus polio 8 kasus, kasus tetanus 14 kasus, dan pertusis atau batuk 100 hari sebanyak 149 kasus,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Prima Yosephine.
Prima mengungkapkan kekhawatirannya terhadap situasi ini, terutama mengingat agenda imunisasi global seperti Eradikasi Polio dan eliminasi Campak Rubella pada 2026. Ia khawatir agenda global itu tidak tercapai.
“Kalau keadaannya seperti ini terus tidak ada kemajuan di lapangan maka mungkin mimpi ini hanya akan jadi mimpi,” jelasnya.
BACA JUGA:Pentingnya Imunisasi pada Perempuan, 4 Pilar Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Mulut Rahim
Prima menyebutkan, masih banyak anak yang belum diimunisasi karena beberapa alasan. Menurut temuan UNICEF dan AC Nielsen pada kuartal kedua tahun 2023, sekitar 38 persen orang tua enggan melakukan imunisasi karena takut terhadap imunisasi ganda atau lebih dari satu suntikan.
Sementara itu, sekitar 12 persen mengaku khawatir terhadap efek samping vaksin. Kekhawatiran ini didukung oleh 40 persen dari total responden yang menolak memberikan imunisasi pada anak mereka.
“Imunisasi ganda sudah terjadi di banyak negara dan ini cukup aman. Sebenarnya mereka ini tidak maunya bukan karena sudah punya pengalaman sendiri, tetapi karena dengar dari orang lain,” tutur Prima.
Untuk mengurangi angka anak yang belum mendapatkan imunisasi, penguatan strategi imunisasi rutin sangatlah penting. Salah satu pendekatan tersebut adalah memperkuat sisi suplai, termasuk kesiapan vaksin dan logistik, kesiapan wilayah, imunisasi kejar, imunisasi tambahan masal (ORI), kualitas tenaga kesehatan serta pencatatan dan pelaporan.
BACA JUGA:Catat, ini Manfaat Imunisasi Bagi Anak-anak Jangan Ada yang Terlewatkan