KORANLINGGAUPOS.ID - Untuk menambah daya tahan produknya, pengusaha atau pedagang yang tidak bertangung jawab kadangkala menambahkan pengawet serta formalin pada makanan.
Kasus penyalagunaan bahan-bahan berbahaya untuk kesehatan tubuh seperti formalin memang kerap terjadi di masyarakat, seperti baru-baru ini ada penggerebekan yang dilakukan oleh Polda Sumatera Selatan, terhadap pabrik mie kuning berformalin di Kota Lubuklinggau.
Selain itu masih ada penjual makanan dan buah-buahan yang tetap menggunakan formalin untuk memperpanjang daya tahan karena bahan ini mudah digunakan, gampang didapat, dan harganya relatif murah dibanding bahan pengawet lain.
Selain itu, formalin merupakan senyawa yang dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang menarik, misalnya, pada mie, kerupuk, dan bakso.
BACA JUGA:Pabrik Mie Kuning Berformalin Di Lubuklinggau, yang Sudah Beroperasi 5 Tahun di Gerebek Polda Sumsel
Untuk mengetahui dampak jangka pendek dan panjang jika mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin serta bagaimana cara membedakan makanan yang ada kandungan formalinya atau tidak, berikut hasil wawancara wartawan KORANLINGGAUPOS.ID, dengan dr. Diah Permata Sari dari Puskesmas Swasti Saba Kota Lubuklinggau.
Dr Diah menjelaskan dampak jangka pendek mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan seperti mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, rasa terbakar di tenggorokan dan gatal-gatal di dada.
Sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang secara terus menerus dapat mengakibatkan kanker karena formalin yang mempunyai sifat karsinogenik dan juga dapat menyebabkan kerusakan hati, sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
Ada beberapa cara untuk membedakan makanan yang mengadung formalin atau tidak.
BACA JUGA:Mie Ayam Murah, Enak, dan Lezat di Lubuklinggau, Satu Porsi Hanya Rp 5.000
“Cara cepatnya untuk mengetahui mie yang berformalin biasanya berbau menyengat, lebih kenyal, dan tidak gampang hancur,” jelas dr Diah.
Cara lainnya, bisa dengan membiarkan mie di suhu ruangan berhari-hari.
“Jika setelah dibiarkan berhari-hari tidak terdapat perubahan warna, tekstur serta tidak terjadi proses pembusukan pada mie basah tersebut kemungkinan besar mengandung formalin,” jelasnya.
“Karena jika mie tersebut tidak terdapat kandungan formalinnya, jika dibiarkan berhari-hari pada suhu ruangan maka mie tersebut akan dengan cepat berlendir dan rusak, “ jelasnya.
BACA JUGA:RESEP MIE AYAM BANGKA