Apakah Boleh Puasa Dzulhijjah Digabungkan dengan Bayaran Utang Puasa Ramadhan? Ini Menurut Ulama

Apakah Boleh Puasa Dzulhijjah Digabungkan dengan Bayaran Utang Puasa Ramadhan? Ini Menurut Ulama-Tangkap layar -

KORANLINGGAUPOS.ID- Puasa Dzulhijjah, khususnya pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. 

Pada sisi lain, membayar utang puasa Ramadhan (qadha) adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan tanpa alasan yang sah. 

Banyak yang bertanya apakah kedua jenis puasa Dzulhijjah dan Ramadhan ini bisa digabungkan dalam satu niat. 

Berikut adalah pandangan beberapa ulama mengenai apakah diperbolehkan puasa Dzulhijjah dan Ramadhan digabungkan.

BACA JUGA:Bolehkah Puasa Dzulhijjah Tidak Full Sampai 9 Hari? Ini Hukum dan Keutamaan yang Didapatkan

Pendapat Mayoritas Ulama

Mayoritas ulama dari berbagai mazhab berpendapat bahwa puasa wajib, seperti qadha Ramadhan, tidak boleh digabungkan dengan puasa sunnah, seperti puasa Dzulhijjah. 

Alasannya adalah bahwa setiap jenis puasa memiliki niat dan tujuan yang berbeda. 

Puasa wajib dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang ditinggalkan, sedangkan puasa sunnah dilakukan untuk menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

BACA JUGA:Hukum Puasa Dzulhijjah, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Bagi Umat Islam yang Menjalankan

Dalil yang mendukung pendapat ini:

Setiap ibadah harus dilakukan dengan niat yang jelas dan khusus sesuai dengan tujuannya. 

Sebagaimana disebutkan dalam hadis, "Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Menggabungkan niat puasa wajib dan sunnah dikhawatirkan akan mengurangi kekhusyukan dan keikhlasan dalam beribadah, karena fokus niatnya tidak tunggal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan