Katanya Musim Kemarau, Kok Masih Turun Hujan? Ternyata Begini Penjelasan BMKG
Katanya Musim Kemarau, Kok Masih Turun Hujan? Ternyata Begini Penjelasan BMKG-Tangkap layar -
Anomali Cuaca
Selain itu, anomali cuaca seperti El Niño dan La Niña juga dapat mempengaruhi pola curah hujan.
Saat terjadi fenomena La Niña, misalnya, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur lebih dingin dari biasanya, yang menyebabkan peningkatan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di musim kemarau.
Sebaliknya, El Niño biasanya menyebabkan kondisi lebih kering.
BACA JUGA:5 Wilayah Sumsel Diperkira BMKG Bakal Hujan Petir Hingga Malam Hari Ini
Variabilitas Iklim Lokal
BMKG juga menjelaskan bahwa iklim dan cuaca lokal dapat sangat bervariasi.
Wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan topografi yang berbeda-beda menyebabkan variasi cuaca yang signifikan.
Daerah pegunungan, misalnya, mungkin masih mengalami hujan akibat konveksi udara lokal meskipun di dataran rendah sedang musim kemarau.
BACA JUGA:Ada 4 Wilayah di Sumsel Diperkira BMKG Bakal Hujan Jum'at, 7 Juni 2024
Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim global juga berperan dalam ketidakpastian cuaca.
Pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca telah menyebabkan perubahan dalam pola curah hujan global.
Ini menyebabkan ketidakpastian lebih besar dalam prediksi musim dan curah hujan, termasuk di Indonesia.
BACA JUGA:Ada 10 Wilayah di Sumsel Diperkira BMKG Bakal Hujan Pada Sabtu, 8 Juni 2024