Kasus DBD Melonjak, Dinkes Lubuklinggau Beberkan Data Per Puskesmas
Kemenkes RI menekan angka DBD dengan vaksinasi DBD dan inovasi wolbachia, yang dianggap mampu melumpuhkan virus dengue dalam nyamuk aedes aegypti sehingga tidak bisa menularkan virus ke tubuh manusia.-Foto : Dokumen-KR YOGYA
BACA JUGA:Terjadi Peningkatan Kasus DBD L Sidoharjo Ini yang dilakukan Diskes
Kedua, menutup yaitu menutup tempat penampungan air, ketiga mendaur ulang barang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.
“Plusnya adalah bentuk pencegahan berupa memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan menggunakan obat anti nyamuk,” jelasnya.
Pencegahan masuknya nyamuk Aides Aegypti juga bisa dengan memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, kerja bakti membersihkan lingkungan, periksa tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakaian dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar dan menanam tanaman pengusir nyamuk
“Kami menghimbau untuk warga agar selalu menjaga kebersihan lingkungan laksanakan pembersihan sarang nyamuk (PSN) di rumah masing masing dan sekitarnya. Setiap satu rumah harus punya juru pemantau jentik sendiri di masing-masing rumahnya," terangnya sembari menjelaskan bahwa Pemerintah Kota telah mengeluarkan Edaran Walikota Nomor 440/099/Kes/2024 tanggal 17 Januari 2024 tentang kewaspadaan dini peningkatan kasus DBD seiring memasuki musim penghujan.
Dan telah ditemukan vaksin DBD untuk langkah pencegahan namun masih bersifat mandiri artinya tidak ditanggung pemerintah untuk proses pembayaran penyuntikan vaksin dan belum tersedia di Fasyankes pemerintah.
Lalu usia berapa seseorang rentan kena DBD?
Kata Lena, semua rentan terhadap penyakit DBD, namun berdasarkan data yang paling banyak menderita penyakit DBD adalah umur 5 – 14 tahun dan 15 – 44 tahun. (*)