Petani Sayuran di Desa Nawangsasi Musi Rawas Lakukan Pola Tanam Bergilir

Reporter: MUSLIMIN |

Editor: M. YASIN |

Kamis , 11 Jul 2024 - 19:21

Petani Desa Nawangsasi Sedang Lakukan Pemanenan Sayuran Bayam.-Foto : MUSLIMIN/linggau pos-

Pada prinsipnya pola tanam bergilir adalah menanam tanaman yang berbeda pada bedengan atau area yang sama dalam waktu tertentu.

Tanaman tersebut juga harus memiliki kebutuhan nutrisi, waktu panen yang berbeda, kebiasaan berbeda.

Selain itu dengan melakukan cara ini dapat mencegah penumpukan potagen. Menjaga keseimbangan nutrisi pada tanah dan meminimalkan persaingan antar tanaman.

Dirinya menambahkan saat ini tanaman bayam sedikit tidak normal, karena waktu penyemaian itu, cuacanya sering hujan sehingga ada beberapa bibit bayam nya itu tidak tumbuh, sehingga pertumbuhan nya itu tidak merata.

Saat ini Wiwik sudah melakukan pemanenan yang kedua, kalau yang panen pertama itu kita dapat 2000 ikat sayuran bayam.

Untuk harganya sendiri itu tidak menentu, kalau lagi banyak yang panen itu harganya murah.

Namun kalau tidak ada di daerah sini yang panen itu harga bayam bisa sedikit lebih mahal, karena jualnya itu dengan pengepul, jadi nurut harga yang diberikan oleh pengepul.

Untuk terong saat ini baru menanam sekitar 1.500 batang.

Kalau untuk hasilnya itu dalam seribu batang dengan kondisi batang normal itu sekali panen bisa dapat 100 Kg.

Kalau modalnya besar menanam terong dari menanam sayuran bayam dan padi.

Harapannya semoga adanya tempat penjualan sayuran dari para petani seperti kami ini dengan harga yang lebih tinggi.

Sehingga kalau sedang musim panen, harga sayuran tidak terlalu murah. Selain itu ia juga berharap semoga kedepannya itu lebih baik lagi.(*)

petani sayuran di desa nawangsasi musi rawas lakukan pola tanam bergilir                            musi rawas, koranlinggaupos.id - luas lahan sekitar seperempat hektar warga desa nawangsasi kecamatan tugumulyo kabupaten musi rawas, provinsi sumatera selatan (sumsel) berhasil mengembangkan tanaman sayuran bayam dan terong bulat.
hal ini diungkapkan langsung oleh wiwik petani sayuran di desa nawangsasi kecamatan tugumulyo kabupaten musi rawas.
dirinya menjelaskan jika dirinya baru belajar menanam sayuran bayam ini.
selama ini dirinya bersama dengan suami menanam terong bulat.
baca juga:untuk mengendalikan hama wbc para petani desa mataram musi rawas bersama dengan popt dan ppl lakukan gerdal
“mengapa saya pilih menanam sayuran bayam ini itu untuk selingan tanaman saja, kalau menunggu hasil dari tanaman terong itu cukup lama 2 bulan baru bisa panen. kalau menanam sayuran bayam hanya 1 bulan bisa panen. jadi ada pemasukan untuk bulanannya,“ ungkapnya kepada koranlinggaupos.id, kamis 11 juli 2024.
sebelumnya wiwik menanam padi, namun pada tahun 2021 yang lalu beralih menanam sayur-sayuran.
karena lebih menjanjikan, kalau untuk kendala itu pasti ada sama dengan bertani menanam padi, pasti ada hamanya.
namun jika pada sayuran itu lebih mudah untuk dikendalikan, dan waktu panennya juga lebih cepat.
baca juga:makam petani kopi dibongkar, ungkap dugaan kasus pembunuhan 
"kami bertani sayuran itu berganti-gantian jenisnya. hal ini kami sengaja dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah, karena tanaman yang berbeda memiliki kebutuhan nutrisi yang juga berbeda," ungkapnya.
“dengan bergiliran menanam jenis tanaman yang membutuhkan nutrisi yang berbeda, kita dapat menjaga keseimbangan nutrisi dalam tanah,” tambahnya.
selain itu juga memiliki manfaat dapat mengurangi hama karena beberapa hama tertarik pada jenis tanaman tertentu.
dengan bergilir menanam tanaman yang tidak disukai hama dapat mengurangi populasi hama itu sendiri.
baca juga:harga kopi ditingkat petani kembali naik
pada prinsipnya pola tanam bergilir adalah menanam tanaman yang berbeda pada bedengan atau area yang sama dalam waktu tertentu.
tanaman tersebut juga harus memiliki kebutuhan nutrisi, waktu panen yang berbeda, kebiasaan berbeda.
selain itu dengan melakukan cara ini dapat mencegah penumpukan potagen. menjaga keseimbangan nutrisi pada tanah dan meminimalkan persaingan antar tanaman.
dirinya menambahkan saat ini tanaman bayam sedikit tidak normal, karena waktu penyemaian itu, cuacanya sering hujan sehingga ada beberapa bibit bayam nya itu tidak tumbuh, sehingga pertumbuhan nya itu tidak merata. 
baca juga:petani mentimun di desa nawangsasi musi rawas berharap bantuan pupuk
saat ini wiwik sudah melakukan pemanenan yang kedua, kalau yang panen pertama itu kita dapat 2000 ikat sayuran bayam. 
untuk harganya sendiri itu tidak menentu, kalau lagi banyak yang panen itu harganya murah.
namun kalau tidak ada di daerah sini yang panen itu harga bayam bisa sedikit lebih mahal, karena jualnya itu dengan pengepul, jadi nurut harga yang diberikan oleh pengepul.
untuk terong saat ini baru menanam sekitar 1.500 batang.
baca juga:popt kecamatan muara beliti bersama petani lakukan kegiatan gerdal untuk kendalikan hama wbc
kalau untuk hasilnya itu dalam seribu batang dengan kondisi batang normal itu sekali panen bisa dapat 100 kg.
kalau  modalnya besar menanam terong dari menanam sayuran bayam dan padi.
harapannya semoga adanya tempat penjualan sayuran dari para petani seperti kami ini dengan harga yang lebih tinggi.
sehingga kalau sedang musim panen, harga sayuran tidak terlalu murah. selain itu ia juga berharap semoga kedepannya itu lebih baik lagi.(*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, JUMAT, 12 JULI 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan