Kombel SMAN 4 Lubuklinggau Adakan Ruang Kolaborasi Pengembangan Kompetensi

PEMBUKAAN: Suasana Pembukaan ‘Berbagi Praktik Baik’ yang diadakan Smart Smanpa Community di SMAN 4 Lubuklinggau, Senin 15 JUli 2024. -Foto: Dokumen-SMAN 4 Lubuklinggau

SMA Negeri 4 Lubuklinggau melalui kesiswaan telah memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas mengenai perlindungan dan tindakan yang diambil jika terjadi perundungan di sekolah. 

Apa yang membuat pengalaman dan praktik baik yang telah dilakukan di SMA Negeri 4 Lubuklinggau ini penting dibagikan?

BACA JUGA:Komunitas Belajar SMAN 4 Lubuklinggau Adakan Berbagi Praktik Baik, ini Tujuannya

BACA JUGA:23 April 2024, SMAN 4 Lubuklinggau Mulai Terima Siswa Baru

Menurut Erwin, karena pertama kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran seluruh pihak di sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga orang tua, tentang bahaya perundungan dan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. 

Kedua sekolah yang telah menerapkan program pencegahan perundungan dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dengan sekolah lain.

Hal ini memungkinkan sekolah-sekolah lain untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan yang telah dialami. 

Ketiga melalui kegiatan ini, dapat muncul ide-ide baru dan strategi yang lebih efektif dalam mencegah perundungan. Kolaborasi antara berbagai pihak dapat menghasilkan solusi yang komprehensif.


Pembukaan kegiatan ruang kolaborasi pengembangan kompetensi yang diadakan Smart Smanpa Community di SMAN 4 Lubuklinggau, Senin 15 JUli 2024..-Foto: Dokumen-SMAN 4 Lubuklinggau

BACA JUGA:SMAN 4 Lubuklinggau Adakan Pesantren Ramadan 1445 H

BACA JUGA:Seminar P5, Pelajar SMAN 4 Lubuklinggau Lestarikan Warisan Budaya Jeme Kite Siring Agung

Keempat Dengan berbagi praktik baik, kita dapat mendorong perubahan budaya di sekolah, sehingga perundungan tidak lagi dianggap sebagai hal yang biasa. 

“Tujuan akhir dari kegiatan berbagi praktik baik adalah menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan, di mana setiap siswa merasa aman, dihargai, dan dapat belajar dengan optimal,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ibu Santi Purnamasari menyampaikan beberapa point penting, antara lain:

  1. Identifikasi dan pencegahan dini : Bagaimana cara mengenali tanda-tanda awal perundungan dan mencegahnya sebelum semakin parah.
  2. Efektif untuk mengatasi perilaku pelaku dan memberikan dukungan kepada korban.
  3. Keterlibatan seluruh komponen sekolah : Peran guru, siswa, orang tua, dan staf sekolah dalam mencegah perundungan.
  4. Evaluasi dan pengembangan program : Cara mengevaluasi keberhasilan program pencegahan perundungan dan melakukan perbaikan secara terus-menerus.

BACA JUGA:Refleksi HGN 2023, Kepala SMAN 4 Lubuklinggau Ajak Siswanya Menghargai Guru

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan