Ahli Waris Tidak Boleh Melaksanakan Wasiat Bertentangan Dengan Syariat Ini Penjelasannya
Al Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., B.A saat menyampaikan kajian dengan judul Awas Arisan Bisa Membunuhmu di lantai 6 Aula Rumah Sakit AR Bunda Kota Lubuk Linggau, Jumat 11 Oktober 2024 pukul 18.00 s.d 20.00 WIB-Foto :-Tangkapan layar Channel Youtube Linggau Mengaji
Harta halal dalam Islam itu bertingkat ada harta halal yang sangat bermartabat, ada harta halal yang tingkatannya di bawahnya ada di bawahnya lagi dan demikian seterusnya.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam memberikan motivasi agar orang ketika mau mencari nafkah carilah di bagian ini adalah harta yang didapatkan dari hasil kerja sendiri. Dalam hadis riwayat Bukhari Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam pernah mengatakan 'Ma akala ahadun thamanuir Min Aul Min amaliadi'
Artinya tidak ada nafkah terbaik yang dimakan oleh seseorang melebihi nafkah yang dia dapatkan dari hasil kerjanya apapun profesinya, baik sebagai guru, sebagai dokter, sebagai perawat, sebagai seurity. Apun profesinya sebagai tukang kuli, selama dia mendapatkan nafkah untuk dirinya dari hasil kerjanya disebut oleh Nabi sebagai nafkah terbaik.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan "Amalurjul biyadihi wau bin mabrur" artinya pendapatan yang paling baik adalah hasil kerja seseorang dan keuntungan dari jual beli yang mabrur.
Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan dua hal baik. Selanjutnya bisa lihat sekarang warisan itu hasil kerja orang tua bisa, kakek bisa saudara, bisa paman atau siapapun yang meninggalkan warisan. Sehingga warisan itu bukan kerja ahli waris. Maka posisi ahli waris mendapatkan harta warisan adalah statusnya harta nemu bukan dari hasil kerja dia.
Maka tidak masuk kategori harta yang dimotivasi oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Karena itulah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam tidak memberikan motivasi kepada umatnya untuk mengejar warisan.
Maka para nabi Allah jadikan semuanya nol warisan "Fa Innal Anbiya lam yuwaritu Dinar wala dirhama wa Inama warul Ilma" para nabi tidak meninggalkan warisan Dinar maupun dirham, tidak meninggalkan warisan uang tidak meninggalkan warisan harta.
Namun mereka meninggalkan warisan apa ilmu sehingga andaikan warisan itu sesuatu yang mulia maka tentu manusia yang paling kaya warisan adalah orang yang paling mulia tapi kenyataannya sebaliknya.
Allah subhanahu wa taala menjadikan semua nabi nol warisan harta. Bagaimana dengan nabi Sulaiman Alaihi Salam yang mendapatkan warisan dari Daud. Allah berfirman dalam Al-qur'an "waarita sulaimanu" Daud Sulaiman mendapatkan warisan dari Daud para tafsir menegaskan bahwa yang dimaksud dengan warisan yang ditinggalkan oleh Nabi Daud kepada Sulaiman itu bukan warisan harta tapi warisan ilmu dan kerajaan sehingga kerajaannya Daud Alaihi Salam turun kepada Sulaiman meskipun Daud punya anak yang lain tapi yang melanjutkan kerajaannya Adalah anaknya Sulaiman
Sebagaimana yang kita kenal dalam masyarakat kita ketika ada seorang raja yang punya beberapa anak laki-laki tidak semuanya jadi raja tapi salah satu anak menggantikan bapaknya.
Kalau sampai ada orang tua yang berwasiat berkaitan dengan masalah Pembagian warisan yang bertentangan dengan aturan Al-qur'an kemudian dilaksanakan oleh anak- anaknya maka bisa jadi orang tua turut mendapatkan dosanya.
Misalnya orang tua berpesan aku wasiatkan kepada seluruh anakku agar seluruh warisan harta dibagi rata anak laki dan perempuan sama, satu banding satu, tidak boleh ada yang beda. Wasiat ini bertentangan dengan isi Alquran.