Opini : Akuntansi Sosial sebagai Pilar Pembangunan Menuju Indonesia Emas 2045
Eko Setiawan, SE Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), -Foto: Dokumen Pribadi-
KORANLINGGAUPOS.ID - Indonesia memiliki visi besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045, sebuah periode di mana negara ini diprediksi menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di dunia.
Untuk mencapai tujuan tersebut tidak hanya membutuhkan kebijakan makro ekonomi yang kuat, tetapi juga pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan dalam pengelolaan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Salah satu pilar yang sangat penting untuk mendukung pencapaian visi tersebut adalah akuntansi sosial.
Akuntansi sosial, yang berfokus pada pengukuran dan pelaporan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan perusahaan atau organisasi, memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial semata, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan, kesejahteraan sosial, dan keadilan lingkungan.
Dijelaskan, Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bahwa artikel ini akan menjelaskan bagaimana akuntansi sosial dapat menjadi pilar pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
BACA JUGA:Opini: Standar Hidup Layak di Musi Rawas Naik Menjadi 11,06 Juta per Tahun. Apakah Benar Layak?
BACA JUGA:Opini: Kepentingan Antara Pusat dan Daerah: Mencari Titik Temu Dalam Desentralisasi
Seperti Akuntansi Sosial, akuntansi sosial adalah cabang akuntansi yang memfokuskan diri pada pelaporan dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas ekonomi, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya.
Akuntansi sosial berbeda dengan akuntansi konvensional yang lebih mengutamakan laporan keuangan yang mencerminkan kinerja ekonomi dan profitabilitas perusahaan.
Beberapa aspek yang biasanya dilaporkan dalam akuntansi sosial antara lain:
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR): Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan, seperti pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, program pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
"Dampak lingkungan pengukuran terkait dampak kegiatan perusahaan terhadap lingkungan, termasuk emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan sampah". Ucap Eko sapaannya
Lalu, dampak sosial meliputi aspek pemberdayaan masyarakat, peningkatan kesejahteraan karyawan, pengurangan ketimpangan sosial, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Lanjutnya pentingnya Akuntansi Sosial untuk Pembangunan Berkelanjutan Visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan memerlukan integrasi antara faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, akuntansi sosial memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan hal ini dengan cara-cara berikut