Rutin Adakan Bazar, UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau Cetak Wirausaha Muslim yang Sukses

Serunya Bazar Mata Kuliah Kewirausahaan diadakan UIN Al-Azhaar, Sabtu 4 Januari 2025. -Foto: Dokumen-UIN Al-Azhaar


Ketua Yayasan Permata Nusantara Al-Azhaar Lubuklinggau Umi Qoriah AB, S.Pd, M.Pd saat menilai produk yang mahasiswa pamerkan dalam bazaar Mata Kuliah Kewirausahaan, Sabtu 4 Januari 2025. -Foto: Dokumen-UIN Al-Azhaar

Sementara Bapak Purna Irawan, SE,ME selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan sekaligus Direktur Sekolah Bisnis UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau mengungkap latar belakang diadakannya bazaar tersebut.

“Jadi bazaar ini kegiatan Mata Kuliah Kewirausahaan. Bukunya sudah tersedia. Saya penulisnya. Saya juga pengampu mata kuliah kewirausahaan untuk 8 prodi di UIN Al-Azhaar. Setelah belajar teori, saya berupaya mengajak mahasiswa praktik. Di kewirausahaan itu semua orang berhak berwirausaha. Kuncinya berani mencoba dan fokus, pasti berhasil,” ungkapnya.

BACA JUGA:Prospek Kerja Luas, Berikut 6 Keunggulan Kuliah di Prodi Perbankan Syariah UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau

BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau Siap Ikut Kuliah Tamu

Awal menginisiasi program ini, Pak Pur (sapaan Bapak Purna Irawan) mengungkapkan banyak mahasiswanya curhat terkendala modal.

“Saya bilang ke mereka jangan jadikan tak ada modal jadi kendala. Sebab banyak bahan baku di sekitar kita, yang bisa diolah tanpa harus keluar modal (uang,red).  Contoh bamboo, kayu, dll. Bagi mahasiswa pun jangan membatasi ngga bisa masak. Banyak chef cowok sukses berkat talent mereka dibidang memasak. Jadi saya minta mereka mencoba, berani, dan fokus,” tuturnya.

“Saya juga minta mahasiswa menjadikan HP itu penghasil cuan. Maksudnya sarana  promosi. Status WA mereka,” terangnya.

Dan hasilnya, saat bazaar, setiap mahasiswa bisa membawa 2 produk.

BACA JUGA: UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau Jalin Kerjasama Internasional

BACA JUGA:Edy Winarko, Wisudawan Terbaik UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau Tahun 2024

Satu produk kerajinan dan satu produk kuliner bisa minuman/makanan.

Bukan sekadar menghasilkan barang jadi.

Setiap mahasiswa juga diminta mendokumentasikan proses pemilihan bahan hingga pembuatannya. 

“Ini dilakukan untuk memastikan produk mereka benar-benar mereka buat sendiri, orisinil, bukan beli,” kata Pak Pur.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan