3 Ciri Orang Cerdas, Ulama Lubuk Linggau Ustadz Fahmi : Salah Satunya yang Paling Siap Menghadapi Kematian

KH Moch Atiq Fahmi, Lc, M.Ag.Gr – Pimpinan Pondok Pesantren Mazro'illah Lubuk Linggau -Foto : Dok. Linggau Pos-

Ciri orang cerdas kedua, pandai memilih sesuatu. 

“Pilih kawan yang bener, pilih kegiatan yang baik.  Kalau tahu di satu pesta itu bakal digaweke hal yang dak bener (pesta narkoba,red) dak usah kamu datang ke pesta itu. Kalau tahu di tongkrongan itu nanti kamu ketemu kawan ngerencanoke nak begal, dan usah kamu kumpul dengan kawan itu.  Jadi habis dari Lapas ini, pesan aku jangan salah duduk, jangan salah kumpul,” pesan Ustadz Fahmi lagi.

Dan ciri orang cerdas yang ketiga, adalah orang yang paling banyak persiapan untuk mati.

BACA JUGA:BAZNAS Lubuk Linggau Realisasikan Program Bantuan Linggau Cerdas Tahun 2024

BACA JUGA:Calon Maba Wajib Catat 3 Tips Ini untuk Tingkatkan Kecerdasan di Dunia Perkuliahan

“Yang penting sekarang bukan seberapo lamo kita hidup, tapi seberapa siap kita ngadepi kematian yang kita dak tahu kapan waktu dan di mano kita menghembuskan nafas terakhir. Jadi berentilah melawan di depan Allah. Walaupun tato galo tato nago di badan kita ni, malaikat maut idak takut. Berentilah cak melawan igo. Sebab kalau sudah balek sama Allah kita dak  katek rego lagi,” ungkap Ustadz Fahmi mengingatkan.

Semoga kita kelak meninggal dalam keadaan beriman. Sehingga meninggalnya kita disebut dengan mustarih (beristirahat).

Pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang bersama beberapa sahabatnya, lalu lewatlah jenzah seorang muslim, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ‘Mustarih (dia beristirahat).

Tak lama kemudian lewatlah jenazah seorang Yahudi, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ‘Mustarohu Minhu’ (dia istirahat darinya).

BACA JUGA:RA Azzahrah Lubuk Linggau, Membentuk Generasi Cerdas dan Bermoral

BACA JUGA:Langkah Cerdas Persiapakan Ibadah Haji dengan Tabungan Haji BRI Aman dan Terencana, Ini Keunggulannya

Kemudian para sahabat bertanya Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan “Dia beristirahat” dan “Dia diistirahatkan darinya”? 

Rasulullah menjelaskan, sesungguhnya seorang mukmin apabila meninggal dunia maka dia istirahat dari lelahnya kehidupan dunia dan penatnya. 

Dan orang yang kafir apabila meninggal dunia maka beristirahat darinya para hamba dan negeri-negeri. 

Rasulullah  menjelaskan bahwa apabila seorang mukmin meninggal maka dia benar-benar beristirahat. Sedangkan orang kafir ketika meninggal sejatinya orang-orang dan penghuni negeri mendapatkan manfaat dari kematiannya tersebut dan bisa istirahat dari perilakunya. Karena perbuatan kemaksiatan dan kekafirannya itu menyakiti makhluk dan penghuni bumi, maka ketika dia meninggal mereka beristirahat darinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan