Warga Musi Rawas Manfaatkan Media Sosial untuk Jual Cemilan

Seorang pegawai olahan kare-kare milik Dwi Rahayu, sedang memindahkan kare-kare ke wadah penampungan cemilan -FOTO : Dok Pribadi -
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Banyak cara dilakukan, agar jualan kita bisa laku dibeli oleh banyak masyarakat. Salah satunya memanfaatkan Media Sosial (Medsos) seperti Facebook, Instagram hingga tiktok.
Tak jarang para pelaku usaha ini berhasil. Jualannya jadi ramai pembeli, setelah mereka share produk mereka di Medsos.
Cara ini juga dilakukan oleh warga Desa Paduraksa, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Dwi Rahayu yang keseharannya memproduksi cemilan kare-kare dan grubi.
Perlu kalian ketahui, kare-kare atau grubi merupakan cemilan yang berasal dari Kota Magelang. Dan termasuk cemilan zaman dulu yang masih eksis sampai sekarang, baik orang tua, anak-anak dan remaja.
BACA JUGA:Kuliner Lubuk Linggau : Telur Gulung Mas Sholeh Cemilan Lezat Harga Merakyat
Saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 8 Februari 2025 Owner cemilan grubi Dwi Rahayu mengatakan, dirinya bisa terjun ke usaha rumahan pembuatan grubi atau kare-kare. Karena melihat melimpahnya hasil singkong miliki petani sekitar yang tidak dimanfaatkan.
“Melalui ilmu yang diperoleh dari internet dan kakak yang sudah terjun duluan ke usaha pembuatan grubi. Dengan modal seadanya memutuskan untuk membuka usaha tersebut di tahun 2020,” ungkap Dwi.
Meskipun usaha rumahan pembuatan grubi sudah berjalan selama lima tahun, untuk legalitas dari dari cemilan grubi sudah dibuat tahu 2022. Jadi untuk kualitas dan izin edar dari cemilan grubi tidak usah diragukan lagi.
Waktu awal pemasaran grubi, dilakukan dengan cara menjual ke warung-warung sekitar rumah, serta memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Shopee, dan media sosial lainnya. Saat pertama kali produksi menghasilkan dua puluh psc.
BACA JUGA:Dari Hobi Bikin Cemilan Kini Triayem Warga Musi Rawas, Menjadi Pengusaha Kripik
“Untuk sekarang dalam satu kali produksi dapat menghasilkan ratusan cemilan kare-kare dan grubi. Dengan menggunakan singkong 35 kilogram sampai 40 kilogram, 4 kilogram gula merah dan dibantu dua karyawan,” jelasnya.
Dalam sistem jual ke warung-warung, pasar dan pelaku usaha cemilan, biasanya menggunakan sistem cash dengan harga Rp 7.000 per bungkus. Untuk liser dan distributor harus menyiapkan terlebih dahulu uang cash sesuai dengan nominal yang dibeli.