Ini yang Dilakukan Petani di Musi Rawas Agar Tanaman Kembang Kol Hasil Panennya Berlimpah

Tanaman Kembang kol Milik Roni Merianto - Foto : Dok. Petani Desa Air Lesing-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Kembang kol dengan nama latin (Brassica Oleracea Var Botrytis), merupakan masih kerabat dengan tanaman kubis-kubisan.
Sayuran yang identik bunga berwarna putih ini memiliki kadar klorofil paling rendah dengan jenis sayuran lainnya.
Saat ini prospek budidaya Kembang kol di Indonesia sangat bagus karena peminatnya cukup banyak dan berharga jualnya cukup menguntungkan. Apalagi di Kabupaten Musi Rawas, saat ini masih sedikit petani yang membudidaya tanaman kembangkol ini.
Salah seorang petani yang sukses menanam tanaman kembangkol ini, Roni Merianto. Ia sendiri menanam kembang kol di dataran rendah yakni di lahan sawahnya yang terletak di Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura).
BACA JUGA:Petani Desa Rejosari Musi Rawas Siap Tanam Padi Serentak
BACA JUGA:Petani di Musi Rawas Jarang Jual Gabah, Pemilik Penggilingan Padi Giling Padi Hasil Tanaman Sendiri
Ia pun membagikan tips, agar hasil panen kembang kolnya berlimpah. Menurutnya, yang sangat perlu diperhatikan itu lahannya, paling tidak tanahnya memiliki Phnya itu 5,5 atau 6 itu cukup bagus, kemudian lahan yang memiliki ph yang cukup bagus ada baiknya itu diberi juga pupuk kandang, waktu pengelolaan lahannya.
"Kemudian bibit juga tidak kalah pentingnya, harus sesuai dengan keadaan atau kondisi dimana kita akan menanam tanaman kembangkol ini, seperti saat ini kan sudah ada bibit yang memang khusus di dataran rendah, seperti di Kabupaten Musi Rawas, ini," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, 22 Februari 2025.
Selanjutnya bibit kembangkol sebaiknya sebelum ditanam dilakukan penyemaian, hal sangat disarankan daripada menanam secara langsung benih tanaman kembangkol ini.
Di usia sekitar 18 sampai 20 hari, waktu yang sangat cocok bibit kembangkol itu dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan, kemudian di usia 7 hari setelah tanaman (HST) tanaman harus dilakukan pengocoran pupuk.
BACA JUGA:Petani di Musi Rawas Pilih Tanam Pare Karena Lebih Menguntungkan
BACA JUGA: Petani Desa Rejosari Musi Rawas Uji Coba Bibit Phoenix, Ini Tujuannya
Untuk pupuk yang digunakan biasanya dirinya menggunakan pupuk NPK 16-16 dicampur dengan Pupuk KNO merah, kemudian dilarutkan dengan air dengan takaran, untuk minggu pertama itu NPK 16-16 nya itu 600 gram sedangkan untuk pupuk KNO Merah nya itu sekitar 4 sendok makan yang dilarutkan sekitar 20 liter air.
"Dengan luas lahan 1.500 meter persegi yangs aya kelola saat ini, mampu menanam tanaman sekitar 2.000 batang lebih, untuk proses pemupukkan sendiri itu dilakukan per minggu selama 5 minggu, kemudian lalu untuk minggu ke empatnya itu harus ditambah dengan KNO tiga putih karena sudah memasuki masa generatif bunga kolnya itu," ungkapnya.