10 Gejala Anak Alami Keterlambatan Bicara dan Terapi yang Bisa Dijalani

Terapi wicara yang diberikan oleh tim medis untuk meningkatkan aplikasi oral motor excercise (OME) seperti meniup, menyedot, berdecak, dan berdesis.-Foto : Dokumen -Klinik Yamet

Kedua speech delay non fungsional yaitu keadaan dimana gangguan ini merupakan sebuah akibat karena adanya sebuah gangguan bahasa reseptif seperti autism atau ADHD atau Attention Defisit Hiperactivity Disorder yang dialami oleh anak.

BACA JUGA:5 Cara Mencegah Kekerasan Seksual di Sekolah Menurut Mendikbud

Ada beberapa faktor yang dianggap mampu mempengaruhi perkembangan bahasa anak, seperti tidak ada model yang dapat diturun oleh anak.

Motivasi yang rendah pada anak untuk berbicara serta kurangnya kesempatan yang dimiliki oleh anak untuk berbicara.

Bisa juga karena ketidakmampuan anak untuk fokus dan menaruh atensi terhadap suatu hal, atau karena perbedaan bahasa yang dipelajari oleh anak dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Perkembangan bahasa anak juga bisa terganggu karena anak mengalami gangguan pendengaran autis dan adanya hambatan pada saraf dan otak.

BACA JUGA:Stop Membentak Anak, Dampaknya Bisa Bikin Kecerdasan Terganggu

Dan yang perlu diingat adalah penegakan diagnosis pada anak dengan speech delay, membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh dokter-dokter terkait.

Terdapat beberapa metode terapi yang dapat digunakan untuk menangani masalah Keterlambatan bicara pada anak.

Pertama,  Oral Motor Therapy dengan mengajak anak untuk rutin memperkuat otot di area mulut agar fokus kontrol bicara dapat meningkat, diantaranya dengan menggunakan ‘oral toothbrush’ yang dapat membantu relaksasi otot di area mulut.

Kedua, Language Intervention Therapy yaitu teknik yang dilakukan oleh terapis wicara di HFCC dengan cara mengajak anak mengikuti 1 jam sesi kelas secara intensif. 

BACA JUGA:Analisa Korwas Disdikbud Lubuklinggau, Perubahan Guru dan Siswa dengan Kurikulum Merdeka

Ketiga, Modelling Method yaitu memberikan model khusus cara pengucapan kata, termasuk intonasi dan nada yang berlebihan agar lebih mudah tertanam dalam ingatan anak.

Dalam metode ini juga digunakan alat bantu visual seperti boneka. 

Keempat, learning while playing yaitu dengan tidak memberikan mainan kesukaan anak sampai anak tersebut mau menirukan kata yang diucapkan oleh terapis.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan