Imbas Penutupan RSUD Dr Sobirin, Tempat Tidur Full Pasien Tertahan di Ruang Transit IGD

Briefing tim medis di Ruang IGD RSUD Siti Aisyah.-Foto : Dokumen -RSUD Siti Aisyah

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Sejak Oktober 2023 RSUD Dr Sobirin mengumumkan akan adanya penutupan pelayanan. Karena RSUD Dr Sobirin yang berada di Kota Lubuklinggau beralih ke Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas  (Mura).

Sejak saat itu, pasien rawat jalan maupun hemodialisa dari RSUD Dr Sobirin mulai beralih berobat ke RS AR Bunda, RS Siloam Silampari, maupun RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau.

“Sejak awal Oktober 2023 memang tempat tidur di RSUD Siti Aisyah penuh terus. Kami punya 107 tempat tidur, termasuk yang VIP. Itu full terus. Bahkan, pagi ini saja pasien yang harus sabar menunggu tempat tidur kosong dan berada di ruang transit IGD sampai 7 orang. Pelayanan rawat jalan juga full, sampai jam 13.00 WIB pasien masih banyak,” ungkap Direktur RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau dr Dwiyana Sulistyaningrum, Senin 8 Januari 2024.

Menurut dr Dwi, IGD RSUD Siti Aisyah buka 24 jam. Jadi, imbuh dr Dwi, efek RSUD Dr Sobirin tutup IGD penuh dan pasien rawat jalan jumlahnya naik.

BACA JUGA:RS Dr Sobirin Muara Beliti Belum Buka, ini Solusi dari Pemkab Musi Rawas


Briefing tim medis di Ruang Perawatan RSUD Siti Aisyah.-Foto : Dokumen -RSUD Siti Aisyah

“Sayangnya memang pasien rawat jalan ini hanya bisa kami layani sampai pukul 13.00 WIB, karena kebanyakan dokternya kan tugas di tiga tempat. Jadi tidak bisa meminta mereka stay di RSUD Siti Aisyah saja,” imbuhnya.

Selain pasien rawat jalan dan rawat inap yang membludak, Poli Hemodialisa juga full.

“Sekarang Poli Hemodialisa kita isinya 60 pasien. Padahal sebelum RSUD Dr Sobirin tutup hanya 30-an pasien. Jadi memang pasien dari RSUD Dr Sobirin banyak ke kami. Kalau mau ditampung semua tidak mampu. Kecuali kami menambah tempat tidur, tapi tidak memungkinkan juga sekarang untuk menambah jumlah tempat tidur. Karena kalau nambah tempat tidur, nambah pula SDM-nya. Sekarang kami masih fokus melakukan penyempurnaan-penyempurnaan pelayanan,” jelas dr Dwi.

Melihat membludaknya pasien, dr Dwi menyebut pihaknya tidak mungkin membiarkan situasi ini begitu saja.

BACA JUGA:Kabar Terbaru Jelang Pembukaan RS Dr Sobirin Muara Beliti, ini Penjelasan Direktur

“Kami lalu buat tempat transit pasien di IGD. Selama ini kan dari IGD bisa langsung ke ruang rawat inap. Sekarang, tidak bisa karena ruang rawat inapnya full. Kalau bagi pasien yang benar-benar ingin dirawat di RSUD Siti Aisyah, mereka biasanya rela stay dulu di Ruang Transit IGD. Tapi kalau mereka mau pindah ke RS lain sebelum diberi tindakan juga tidak apa-apa. Sebab kalau sudah dikasih tahu bahwa ruang rawat inap full dan terlanjur dikasih tindakan sementara mereka mau pindah RS, prosesnya kita harus buat Sistem Rujukan Terpadu. Karena harus melalui proses entri dan sebagainya jadi agak lama. Maka, kami biasanya kalau ruang rawat inap full langsung diinfokan ke keluarga pasien agar cepat mengambil keputusan, mau tetap stay di Ruang Transit IGD atau mau ke RS lain,” jelasnya. 

Memang, kata dr Dwi, tak setiap saat ketersediaan kamar diupdate di aplikasi JKN Mobile. 

“Kita update tempat tidur itu pagi-pagi. Kalau di Aplikasi JKN Mobile ada, artinya ada tempat tidurnya. Kalau di sana full, ya seperti itulah kondisi riilnya,” jelas dia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan