8 Gejala Hipertensi dan Cara Mengatasinya dengan Bawang Putih

Salah satu khasiat yang paling menjanjikan dari bawang putih adalah kemampuannya untuk menurunkan tekanan darah.-Foto: Sulis-Linggau Pos

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Siapa sih yang di dapurnya ngga ada bawang putih? Pasti jarang ya. Sebab bawang putih merupakan bahan masakan yang nyaris tak pernah alpa digunakan di masyarakat Indonesia. 

Selain memberikan aroma dan rasa khas rempah yang sangat enak, bawang putih ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan, serta membantu mencegah banyak kondisi kesehatan kronis. 

Bawang putih memiliki sifat antibakteri dan antijamur alami. Ini membantu dalam menurunkan kolesterol, mencegah kanker dan beberapa penyakit kardiovaskular dan secara bersamaan bertindak sebagai pengencer darah. 

Salah satu khasiat yang paling menjanjikan dari bawang putih adalah kemampuannya untuk menurunkan tekanan darah.

BACA JUGA:Inilah 5 Penyakit yang Sering Terjadi di Musim Hujan, Kalian Sebaiknya Waspada

Sebagaimana kita tahu, saat ini, kasus hipertensi atau tekanan darah tinggi terus meningkat dari tahun ke tahun.

Tekanan darah tinggi atau disebut juga hipertensi adalah suatu kondisi ketika seseorang mempunyai tekanan darah yang terukur pada nilai 130/80 mmHg atau lebih tinggi.

Tekanan darah ditentukan oleh berapa banyak volume darah yang dipompa oleh jantung dan resistensi aliran darah di pembuluh darah/arteri.

Jadi, tekanan darah akan terukur lebih tinggi apabila jantung memompa darah lebih cepat dan atau arteri lebih sempit.

BACA JUGA:Hati-Hati Wajib Tahu, 3 Masalah Kesehatan yang Sering Dialami oleh Remaja

Lebih bahaya lagi jika kita mengalami Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK). HDK yaitu didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 mmHg dalam dua kali pengukuran atau lebih. 

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) memengaruhi sekitar 10 dari semua perempuan hamil di seluruh dunia. 

Hipertensi menjadi faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini, terjadinya gagal jantung serta penyakit gangguan otak. 

Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup seseorang, sering disebut sebagai the killer disease karena merupakan penyakit pembunuh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan