5 Hikmah Banjir Besar yang Melanda Muratara, Catatan Hermansyah Syamsiar Ketua Komisi 1 DPRD Muratara
Hermansyah Syamsiar Politisi PKS yang juga Ketua Komisi 1 DPRD Muratara-KORANLINGGAUPOS.ID-Foto : Hermansyah Syamsiar
BACA JUGA:Banjir Muratara Berdampak 20.000 Rumah, 25 SD-SMP dan 7 Jembatan Putus
Hermansyah Syamsiar menekankan, bencana tersebut dapat terjadi apabila manusia memperlakukan alam dengan seenaknya tanpa kesadaran kolektif kehilangan rasa tanggung jawab bersama.
“Dalam presfektif spritual beragama telah mengajarkan kita tentang cara dan etika membangun hubungan dengan Allah (hablum minallah), dengan sesama manusia (hablum minannas), maupun hubungan dengan alam (hablum minal alam). Memang pada dasarnya Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi dan memberikan amanah kepada mereka untuk mengurus dan mengelola bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi bukan berati manusia boleh memperlakukan alam ini dengan sesuka hati atau memperturutkan hawa nafsu tanpa memikirkan akibatnya,” tegas Hermansyah Syamsiar dalam catatannya.
Allah telah berpesan kepada manusia secara berulang-ulang untuk tidak melakukan kerusakan di bumi.
Sebaliknya, Allah berpesan untuk merawat bumi ini dengan baik. Peristiwa banjir besar katagori bandang yang menimpa daerah dampak dari pembabatan hutan dan tambang liar ( tidak berdampak pada Pendapatan Anggaran Daerah) yang tidak beraturan secara liar di uluan sungai hingga merusak struktur tanah sungai jadi keruh dan rusak biota sungainya, ini merupakan sebuah aib yang tak bisa ditutupi lagi.
BACA JUGA:Banjir Muratara Mulai Surut, Warga Gatal-gatal dan Sesak Nafas
Penebangan pohon dilakukan di mana-mana. Hektaran lahan hutan berubah menjadi kebun bukan serapan.
Sebagian lahan hijau telah berubah menjadi perkantoran, perumahan-perumahan yang dihuni manusia.
Akibatnya, tak ada lagi akar pohon yang mampu menyerap air saat hujan. Ketika hujan deras datang, air langsung memenuhi sungai.
Sementara sungai dimana-mana juga sudah mengalami pendangkalan akibat sampah manusia dibuang ke sungai.
BACA JUGA:7.665 Keluarga di Musi Rawas Terdampak Banjir
Tidak heran jika terjadi banjir dimana-mana.
Maka, tulis Hermansyah Syamsiar, harus ada upaya membangun kesadaran warga terhadap bencana banjir sama pentingnya dengan membangun sarana fisik pengendali banjir.
Upaya penanggulangan banjir membutuhkan peran aktif, bukan hanya dari pemerintah maupun masyarakat, melainkan juga seluruh stakeholder yang terlibat.
Dua Sungai yakni Sungai Rupit dan Sungai Rawas di uluan sungai hingga ilir muara rawas dan sebagian anaknya sungai di antaranya berpotensi menimbulkan banjir.