5 Hikmah Banjir Besar yang Melanda Muratara, Catatan Hermansyah Syamsiar Ketua Komisi 1 DPRD Muratara
Hermansyah Syamsiar Politisi PKS yang juga Ketua Komisi 1 DPRD Muratara-KORANLINGGAUPOS.ID-Foto : Hermansyah Syamsiar
BACA JUGA:Tahun Baru, Muratara Dikepung Banjir
Banjir disebabkan oleh kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan tata ruang, curah hujan yang tinggi, dan degradasi lingkungan.
Di sisi lain, upaya pemerintah belum sepenuhnya ada progress penganggaran spesifikasi mengendalikan dan menanggulangi banjir.
Misalnya melalui peningkatan kapasitas sungai-sungai, mengalihkan aliran sungai, merehabilitasi situ-situ, serta pengerukan. Tetapi itu saja saja tidak cukup.
Harus ada upaya-upaya lain, termasuk partisipasi dari masyarakat supaya jangan menambah bahan-bahan yang dapat menyebabkan erosi sungai.
BACA JUGA:Banjir Musi Rawas Menelan Korban, Warga Diminta Waspada
Musibah banjir yang luar biasa kali ini dapat menjadi pembelajaran untuk kajian kedepan dalam penganggaran progress prioritas pemerintah.
“Apabila ada banjir melanda Muratara banyak ketimpangan sosial ekonomi dihadapi oleh masyarakat titik rawan banjir terutama bagian rawas tengah dan rawas ilir jalur transfortasi diantaranya ada 11 titik rawan perlu peningkatan, maka dulu sering saya kritisi pedas pada pemerintahan kepemimpinan Syarif –Devi, Alhamdulillah sejak itu sampai sekarang tinggal 4-5 titik yang krusial perlu menjadi perhatian kedepan dalam penganggaran prioritas,” tulisnya.
Kekinian apabila ada peristiwa banjir melanda walaupun hanya berlangsung dalam hitungan jam,hari apalagi pekanan lebih tapi akibatnya sangat panjang dan menyebabkan kerugian materi.
Ada beberapa rumah yang rusak parah, infrastruktur jalan, jembatan putus. Alat transportasi yang mogok. Fasilitas umum yang terganggu.
BACA JUGA:Bangun Kerjasama, Manajemen Linggau Pos dan Famvida Hotel Tandatangani MoU
Selain dari pada itu nikmat keberkahan hidup dicabut oleh Allah dan maksiat merajalela hingga mempermudah bencana musibah datang karena rusak hubungan dengan Allah lalu doa kita tidak diterima-terima, begitu juga hubungan dengan alam serta sesama dengan manusia dicederai dengan kemaksiatan, tipu muslihat, hasud dan iri dengki.
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan, “Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Selaras dengan firman Allah Ta’ala, :
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)