7 Cara Bijak Orang Tua saat Mengetahui Anak Pacaran

Untuk mampu memastikan anak menjalani pacaran yang sehat, orang tua harus bisa menjadi tempat bercerita yang nyaman bagi anak.-Foto : Dokumen -Skata

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Saat anak memasuki masa puber, ada satu konsekuensi yang harus orang tua hadapi, yaitu ketertarikan anak pada lawan jenis. Masa puber kini muncul lebih awal karena faktor makanan, lingkungan, hingga media. 

Begitu juga dengan gaya berpacaran anak zaman now yang lebih “berani”. Jika suatu hari Anda mengetahui bahwa putra putri kita memiliki pacar, apa yang sebaiknya dilakukan?

Dirangkum KORANLINGGAUPOS.ID dari skata, ketika orang tua mendapati putra atau putrinya pacaran, pertama, yang harus diupayakan jangan panic.

Seberapapun paniknya kita, usahakan jangan sampai marah. Amarah akan membuat anak tertutup tentang kisah asmaranya sekarang maupun di masa depan. Padahal, untuk mampu memastikan ia menjalani pacaran yang sehat, orang tua harus bisa menjadi tempat bercerita yang nyaman bagi anak.

BACA JUGA:Banyak Dampak Negatif, Simak 5 Cara Bijak Pelajar Gunakan Media Sosial

Langkah kedua, samakan persepsi.

Apa yang orang tua maksud dengan “pacaran” mungkin berbeda dengan definisi yang anak miliki. Menurut dr.Karen Gill, MD dalam situs kesehatan Healthline, anak kelas 6 SD mungkin mengartikan pacaran sebagai ke kantin bersama saat jam istirahat.

Anak SMP bisa berpacaran dengan cara saling berkirim pesan, menelepon, dan hang out bersama teman-teman. Usia SMA, berpacaran bisa berarti berkomitmen secara serius karena melibatkan perasaan yang lebih kuat. Jadi, samakan persepsi dengan anak sebelum Anda menjadi paranoid dan protektif.

Langkah ketiga, pahami gaya pacaran zaman now.

BACA JUGA:12 Ciri-Ciri Pasangan yang Manipulatif ,Wajib Waspada dan Bertindak Bijak

Dengan kemajuan teknologi, gaya pacaran pun berubah. Kalau dahulu orang tua pasti mengetahui pacar anak karena kiriman surat, telepon rumah, dan “apel” ke rumah, anak zaman now bisa lebih intens berpacaran melalui pesan singkat, berbagi foto, maupun video call via smartphone. Melarang bisa berujung pada pacaran backstreet, karena itu orang tua harus mampu beradaptasi dengan hal ini.

Langkah keempat, komunikasikan secara terbuka.

Pilih waktu yang tepat untuk bertanya kepada anak tentang hubungan yang dijalaninya: siapakah pacarnya, bagaimana orangnya, kapan mereka “jadian”. Jadilah pendengar yang baik, biarkan ia mengekspresikan perasaannya, alih-alih mencecarnya dengan larangan atau menertawakannya. 

Baginya, perasaan jatuh cinta yang ia alami adalah hal yang sangat penting dan kita harus menunjukkan respect. Anda pun bisa berbagi kisah cinta monyet Anda, untuk menunjukkan bahwa orang tuanya juga pernah mengalaminya dan itu adalah hal yang wajar. Jika anak menolak, mungkin ia belum siap untuk bercerita. Coba dengan cara lain di lain waktu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan