Pengamat Pendidikan Lubuklinggau Angkat Bicara Soal Makan Siang Gratis

Dr Rusmana Dewi-Foto: Dokumen-Linggau Pos

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Negeri kita baru saja menyelesaikan pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Umum Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres). Setiap capres dan cawapres mempunyai program unggulan masing-masing. 

Sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah melakukan penghitungan suara secara langsung (real count) untuk pemilihan presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Salah satu capres dan cawapres pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyampaikan program unggulan mereka yaitu makan siang gratis. 

Dr Rusmana Dewi, Pengamat Pendidikan & Dosen UNPARI

“Kalau pun keputusan akhir makan siang gratis tetap dilaksanakan, maka tetap harus mempertimbangkan dampak langsung terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.”

Meski penghitungan suara belum selesai, namun desas-desus makan siang gratis sudah mulai diwacanakan. Sejak pertama diusulkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, program andalan itu langsung menimbulkan banyak pertanyaan, seperti berapa anggaran makan siang gratis, siapa penerimanya, hingga kapan publik mulai menerimanya. 

BACA JUGA:7 Cara Makan Rasulullah SAW, Sehingga Tak Mudah Sakit

Terbaru, publik bertanya-tanya kenapa program makan siang gratis masuk dalam rapat kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan lain sebagainya. 

Bahkan, Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto mengungkapkan, pihaknya telah melakukan uji coba makan siang gratis ke 3.000 siswa di Sukabumi, Jawa Barat. 

Ternyata, dari uji coba tersebut, ada siswa yang memilih membungkus lauknya supaya bisa dimakan bersama keluarga di rumah. 

Pengamat Pendidikan Dr Rusmana Dewi menganalisa, ada siswa membungkus lauk dan membawanya pulang, tidak bisa dijadikan tolak ukur perbaikan gizi, atau menyimpulkan kesejahteraan masyakat sangat rendah, dibawah garis kemiskinan. 

BACA JUGA:Suka Makan Manis, Bahaya Loh Buat Tubuh

“Masih banyak persoalan-persoalan penting yang harus diselesaikan oleh negeri ini. Banyak cara lain untuk meningkatkan kualitas gizi, mesejahterakan masyakat, dan lain sebagainya. Memberikan makan siang gratis akan dirasakan oleh satu anak saja, itu pun hanya siang hari. Sementara tradisi orang Indonesia, sehari makan tiga kali. Bagaimana dengan makan pagi dan malamnya?” analisa dosen Universitas PGRI Silampari (UNPARI) Lubuklinggau ini yang disampaikan ke KORANLINGGAUPOS.ID 6 Maret 2024.

Mulanya, Prabowo mengatakan program makan siang gratis ini dilakukan karena dia melihat hampir 25 persen anak-anak di Indonesia tidak makan sarapan pagi. Menurutnya, kebijakan ini mampu mengatasi angka kematian ibu hamil, anak kurang gizi, stunting, menghilangkan kemiskinan ekstrem, serta menyerap hasil panen petani dan nelayan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan