Banjir Muratara, 11.356 Jiwa Terdampak Ratusan Orang Mengungsi 2 Orang Meninggal Dunia

Air setinggi lebih dari 2 meter masih menggenangi pemukiman warga di bantaran Sungai Rupit, Kabupaten Muratara, Rabu 17 April 2024 sekitar pukul 09.00 WIB.-Foto : Dokumen warga Muratara-

BACA JUGA:5 Desa Diterjang Banjir dan 3 Jembatan Gantung Putus di Karang Jaya Muratara

“Selain melakukan pencarian terhadap korban yang terseret arus, Dinsos Kabupaten Muratara mendirikan dapur umum di Desa Suka Menang, Kecamatan Karang Jaya,” jelasnya.

Sementara Koordinator Pendataan Banjir Sekaligus Staf Ahli Bupati Suhardiman menerangkan, bencana banjir di wilayah huluan di wilayah Kecamatan Karang Jaya sudah surut, dan banjir mengarah ke bagian hilir sungai seperti wilayah Kecamatan Rupit, Karang Dapo dan Rawas Ilir.

 "Untuk dampak yang paling parah di wilayah Kecamatan Karang Jaya, ada 49 rumah rusak berat atau hanyut 7 jembatan putus dan 11.356 jiwa terisolir," bebernya.

Dia mengaku, pendataan terus dilakukan tim di lapangan, dan Pemerintah Daerah secepat mungkin melakukan penanggulangan bencana dan pasca bencana.

BACA JUGA:Jelang Lebaran Idul Fitri 1445 H, Banjir Lagi di 3 Kecamatan di Muratara

Suhardiman mengkonfirmasi, pihaknya mengimbau agar warga di bagian hilir seperti Rupit, Karang Dapo dan Rawas Ilir tetap waspada.

Karena banjir yang terjadi kali ini memang cukup besar ketimbang banjir sebelumya.

Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari sumateraekspres.id, Safar warga Kecamatan Karang Jaya, membenarkan banyak rumah warga di permukiman mereka yang roboh akibat terseret arus banjir luapan sungai rawas.

Namun saat ini permukiman warga sudah mulai surut dan banyak warga melakukan aktivitas bersih bersih rumah. 

BACA JUGA:5 Desa di Muratara Masih Banjir, Jembatan Rusak Segera Diperbaiki

"Banjir kemaren paling besak, sampai ke atap rumah. Paling dalam itu 7-8 meter, banyak rumah yang rubuh terseret arus," bebernya.

Pihaknya mengaku, banjir luapan itu terjadi akibat dampak banyak tanaman sawit yang ditanam warga di tepi aliran sungai.

Sehingga saat terjadi luapan, arus sungai menjadi sangat deras.

"Wajar baelah banjir besak, bukit banyak gundul disepanjang sungai banyak warga nanam sawit. Jadi air yang turun ke sungai deras idak ado sangkutan lagi," jelasnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan