Penggemar Bonsai Lubuklinggau Berkumpul di Objek Wisata Cagar Budaya Bendungan Watervang

Beberapa Bonsai yang ikut kontes Jemur dan Bonsai Lokal di Lubuklinggau-KORANLINGGAUPOS-KORANLINGGAUPOS

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Komunitas pengemar bonsai yang ada di Kota Lubuklinggau, Musi Rawas dan sekitarnya melakukan kegiatan Jemur dan Kontes Bonsai Lokal.

Kegiatan Jemur dan Kontes Bonsai Lokal Kota Lubuklinggau, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara (Muratara) ini dilaksanakan di halaman Objek Wisata Cagar Budaya Bendungan Watervang.

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Jemur dan Kontes Bonsai Lokal, Anwar Sadat menjelaskan kegiatan seperti ini sudah perna kita lakukan sebanyak dua kali, pada tahun 2021 tepatnya September 2022.

"Ini yang ketiga yang kita lakukan. Kalau untuk pamnas yang di lakukan oleh PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia) itu sudah beberapa kali dilakukan," jelas Sadat.

BACA JUGA:Warna Warni Jembatan Pelangi, Jadi Objek Wisata di Musi Rawas Utara Favorit Emak emak

Untuk kontes yang ikut andil disampaikannya, lebih kurang 250 pot bonsai, penilaian ada tiga kelas yang pertama itu kelas bakalan, bakalan itu sendiri adalah kelas bonsai yang masih dasar atau lebih dikenal dengan alur dasar.

Lalu kedua itu kelas prospek atau bonsai sudah ada kerangka bonsai tapi belum lengkap.

"Ketiga itu kelas jadi, itu sebenarnya mereka tidak ada losan lagi tidak ada perantingan-perantingan yang di los lagi untuk cepat dibesarkan," ungkapnya.

Jadi bisa turun di kelas jadi, itu kalau di pamnas kelas jadi ini mungkin bonsai-bonsai dari pratama, madya itu yang banyak turun di kelas jadi.

BACA JUGA:Objek Wisata Pantai dan Danau Gedang Bengkulu, Nikmati Perpaduan 2 Sensasi Seperti Sunset Sunrise

Sesuai dengan tema kegiatan kita ini yaitu Jemur dan kontes Bonsai lokal jadi pesarta kita itu lokal, tapi di karena kan kedekatan emosional kita dengan pengemar bonsai yang ada di luar kota Lubuklinggau, Musi Rawas. Muratara maka kita undang meraka juga ikut dalam kegiatan ini.

"Ada seperti dari Kota Bengkulu, Rejang Lebong, Kepahiang, PALI, dari Singkut," katanya.

Sadat menjelaskan kali ini memang sedikit berbeda, biasanya jumlah juri itu ganjil seperti tiga, lima dan tujuh, kenapa dalam kegiatan ini jurinya genap karena ada satu juri nasional.

"Untuk dewan juri kita ada empat, satu juri nasional dan tiga dewan juri lokal, kan juri genap kita takutnya di poting, misalnya hasil nya sama yang paling berkompeten memutuskan itu juri nasional, Jadi walau pun juri nya empat orang tetap kita pakai," jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan