SANG MENTARI DI UFUK DARUL ISHLAH

SANG MENTARI DI UFUK DARUL ISHLAH SANG KYAI II - Buya Al Misro, Alumni Pondok Pesantren Al Azhaar, Tahun 2011, Ketua Yayasan dan Pimpinan Pondok Pesantren Misro Arafah Kota Lubuklinggau-KORANLINGGAUPOS.ID-Foto : Dok

SANG MENTARI DI UFUK DARUL ISHLAH "SANG KYAI" II

(Oleh: Buya Al Misro, Alumni Pondok Pesantren Al Azhaar, Tahun 2011, Ketua Yayasan dan Pimpinan Pondok Pesantren Misro Arafah Kota Lubuklinggau)

Musim dingin atau musim hujan kita mesti meyiapkan imun tubuh yang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan,

selimut tebal dan obat-obatan herbal perlu disajikan dalam lemari santri pondok pesantren seperti jahe, tolak angin, balsem, minyak telon, dan yang tidak boleh lupa uang logam zaman bahula pemberian Nek Ino,

yang menjadi warisan termahal untuk mengerok punggung belakang kalau saat masuk angin.

Brotowali dari Nek Ino selalu beliau kirim lewat mobil taxi embun jaya, taxi embun jaya itu melesat dari Prabumuli lakitan lewat dusun mambang muara kelingi,

dan siap mengantarkan kiriman brotowali dari Nek Ino saya, beliau perempuan yang sangat cantik dizamannya sehingga membuat Nek Anang saya tergila-gila akan paras dan mulutnya yang cukup nyeyes,

sehingga menurunlah bakat kepada saya cucunya dan mengantarkan saya akhrinya menjadi penceramah dan seorang mubaligh.

Penyakit saat saya menjadi santri ternyata tidak cukup hanya diobati dengan obat-obat herbal,

karena jangkauan obat herbal dari Nek Ino hanya menembus bagian jasad dan tubuh secara dzohir tapi tidak sanggup menyentuh relung hati, dan ketenangan batin serta kecerdasan akal dan spritual.

Sehingga kembali lagi sosok Sang Kyai Mansuri Adam menjadi obat herbal yang lebih dahsyat dari brotowali, wedang jahe, uang logam, minyak telon dan lain sebagainya,

beliau menjadi obat pahit lebih pahit dari brotowali jika saya lupa bahwa indahnya manis setelah perjuangan yang panjang, beliau menjadi penghangat lebih dari panasnya balsem geliga, ketika saya berada dalam sejuknya kemalasan,

beliau menjadi penutup diri lebih dari selimut tebal dari bobroknya aib yang saya tidak sanggup untuk membendungnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan