Temuan Mayat di Unpri Ini Tangggapan Kapolda Sumut, Jangan Khawatir Bukan yang Menakutkan
Temuan Mayat Cadaver di Unpri Ini Tangggapan Kapolda Sumut-Ilustrasi-Tangkapan Layar LInggau Pos
MEDAN, KORANLINGGAUPOS.ID - Heboh dengan temuan mayat di lantai 15 sebanyak di kampus Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan.
Pihak kampus Unpri telah mengklarifikasi temuan mayat tersebut merupakan cadaver yakni terdiri dari 1 wanita dan 4 pria.
Kelima temuan mayat di Unpri telah diyakini pihak kampus merupakan kadaver yang merupakan mayat yang digunakan mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk praktik anatomi.
Lalu Apa tanggapan Kapolda Sumatera Utara Irjen Agung Setya Imam Effendi terhadap temuan mayat?
BACA JUGA:Aksi Heroik Polisi Lubuklinggau Tangkap Pelaku Curanmor, Sempat Ditabrak Nyaris Ditusuk
Kapolda Sumatera Utara Irjen Agung Setya Imam Effendi, dengan tegas mengungkapkan bahwa keberadaan kadaver mayat yang digunakan untuk pembelajaran medis di lingkungan kampus bukanlah sesuatu yang aneh.
Penjelasan ini dilontarkan terkait temuan mayat cadaver di Kampus Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan.
Irjen Agung Setya Imam Effendi menjelaskan bahwa keberadaan mayat cadaver tersebut merupakan bagian integral dari program pendidikan mahasiswa kedokteran, dan hal serupa terjadi di berbagai universitas, termasuk Unpri di Medan.
"Adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa cadaver ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran mahasiswa kedokteran, bahkan sudah sejak tahun 2008 di Unpri," ungkapnya dengan lugas.
BACA JUGA:Poco F6 Bakalan Masuk Resmi Indonesia! Berikut Spesifikasi Lengkap, Perilisan dan Harganya
Cadaver, yang pada dasarnya merupakan jenazah yang diperuntukkan untuk pembelajaran medis, menjadi salah satu sarana utama dalam mengasah keterampilan mahasiswa kedokteran di berbagai fakultas di universitas-universitas lain.
"Perlu dijelaskan dengan tegas bahwa keberadaan cadaver ini bukanlah sesuatu yang baru. Ini adalah bagian integral dari praktik kedokteran yang memang diperlukan dalam proses pembentukan kompetensi mahasiswa kedokteran," tegas Irjen Agung.
Dia mengajak masyarakat untuk memahami peran krusial yang dimainkan oleh cadaver dalam pendidikan kedokteran.
Irjen Agung menegaskan bahwa penemuan seperti ini seharusnya tidak menimbulkan kekhawatiran, melainkan membangkitkan pemahaman akan pentingnya peran cadaver dalam memajukan ilmu kedokteran.