Sejatinya, figur yang akan berpasangan memiliki kriteria ideal akumulasi terkait modal politik, sosial dan ekonomi (political, social and ecomic capital).
Figur yang punya ketiga kriteria itu akan mudah di terima untuk berkontestasi di posisi walikota, sebaliknya yang hanya memiliki 1-2 kriteria mungkin hanya akan berkontestasi di level bacawawako.
Dengan memgacu pada kriteria diatas, maka peluang bakal calon walikota dari jalur parpol lebih besar peluangnya pada figur H. Rodi Wijaya (Golkar), H. Rahmat Hidayat (Nasdem), Hendri Juniansyah (Gerindra) atau Hambali Lukman (PDIP).
BACA JUGA:Peluang jadi Penyelenggara Pilkada, KPU Lubuklinggau Rekrut PPK, PPS, dan KPPS
Sebaliknya figur seperti : H. Sulaiman Kohar, Subandio Amin, Imam Senen, dan lain-lain harus merintis jalur perseorangan (independen), jika ingin berkontestasi di level walikota.
Lalu berpasangan dengan siapa para bakal calon itu akan meraih suara maksimal? Pertanyaan ini biasanya dapat di jawab dengan survey kecenderungan politik oleh lembaga survey.
Namun, dalam kalkulasi sederhana jika para bakal calon itu di pasangkan dengan kriteria modal politik, sosial dan ekonomi maka alternatifnya antara lain :
1. H. Rodi Wijaya yang political capitalnya telah cukup dengan 6 kursi Golkar. Skala prioritasnya adalah figur baca wawako yang punya social and economic capital seperti : H. Rustam Effendi (jika berkenan sebagai wawako), karena sebagai mantan calon wako dalam pPilkada 2014 dan 2019 tentu punya basis jaringan dukungan yang relatif lebih baik.
BACA JUGA:Berangkat dari Restu Orang Tua, Taufik Siswanto Mantap Ikut Kontestasi Pilkada Kota Lubuklinggau
Begitupun dengan figur legislator PDIP Riezky Aprilia, juga relatif ideal. Jika ingin menambah koalisi parpol yang lebih besar, maka modal politik Hambali Lukman atau Suhada bisa menjadi pilhan. Meski tampaknya dalam konteks HRW, kriteria ideal bacawawako ada pada figur H. Rustam Effendi.
2. Bagaimana dengan H. Rahmat Hidayat ? Santer di publik ketua partai Nasdem ini akan berpasangan dengan H. Imam Senen.
Padahal untuk syarat minimal pencalonan 20% kursi DPRD bisa saja pria yang di panggil Yopi Karim ini menggandeng Hambali Lukman atau Suhada, sehingga punya tambahan kursi.
Tetapi pilihan terhadap Imam Senen juga rasional dalam kalkulasi teritori dimana 'mixing penguasaan wilayah' Lubuklinggau Barat/Utara (Yppi) serta Lubuklinggau Selatan (Imam Senen) menjadi pertimbangan.
BACA JUGA:Rustam Komitmen Maju Walikota di Pilkada Kota Lubuklinggau Mendatang
Di luar itu, figur Imam Senen bisa mengimbangi kekurangan Yopi dalam pengelolaan birokrasi, dengan pengalaman sebagai camat, sekwan serta sekda. Alternatif lain adalah H. Taufik Siswanto yang telah 4 periode di DPRD.
3. Pada sisi lain, bakal calon Hendri Juniansyah akan ideal berpasangan dengan Hambali Lukman dan Suhada untuk menambah sisi modal politik berupa kursi parpol atau jaringan dukungan pemilih.