MARI MENULIS UNTUK SANG GURU, PIMPINAN BERJIWA SENIMAN

Sabtu 29 Jun 2024 - 10:56 WIB
Reporter : DHAKA R PUTRA
Editor : DHAKA R PUTRA

Seiring dengan itu, kegiatan olahraga juga berkembang.

Segenap dewan Asatidz turun langsung mengawasi dan melatih santri pada berbagai cabang olahraga.

Ust. Zuhri dengan kepiawaian beliau melatih tim volley.

Ust. Agus Salim turun menjadi pelatih cabang tenis meja.

Dibawah bimbingan Suhu Sobri, tim pencak silat (Jet Kun Do) Darul Ishlah menjadi lawan tangguh dan sulit dikalahkan di banyak ajang perlombaan silat baik tingkat kota maupun daerah.

Ust. Khoirul Anam dengan pramukanya.

Ust. Sundoyo dengan bulu tangkisnya.

Kemudian bergabung Ust. Daven Purnama menghidupkan cabang olahraga futsal dan Ust. Dori Oktora dengan kecakapan basketnya.

Pada bidang literasi, Ust. Herwansyah membantu membina kelompok karya tulis ilmiah dengan menghidupkan tradisi keilmuan dan penulisan karya ilmiah dengan gerakan membaca “one week one book”.

Ust. As’adi menghidupkan tradisi kajian kitab turats.

Ust. Nasution tidak mau kalah, dengan jiwa entrepreneurship-nya mengasah kemampuan santri dalam dunia bisnis dan usaha, Ust. Abdul Ghani mengasah bakat santri di bidang leadership (kepemimpinan).

Ust. Jemat Aman muncul belakangan dengan program tahfizd-nya, serta dewan Asatidz lainnya dengan segala kelebihan dan bidangnya masing-masing menjadi penggerak

serta menjadi saksi sejarah masa-masa awal keemasan Darul Ishlah yang tak berselang lama kemudian berubah nama dan diresmikan menjadi “Al-Azhaar” Lubuklinggau.

Semua kerjasama dan pergerakan itu, tidak akan terjadi tanpa kepemimpinan dan keteladanan luar biasa dari Sang Pelopor, Kyai Mansoeri Adam.

Seorang pimpinan berjiwa seniman dengan segudang bakat, karya dan kecakapan.

Seniman berbakat dengan kreatifitas tanpa batas, menembus nalar dan pemikiran normal orang kebanyakan saat itu.

Kategori :