Eksistensi Taman Olahraga Silampari (TOS) sebagai Ruang Ketiga Publik

Minggu 14 Jul 2024 - 21:14 WIB
Reporter : SUSYANTO TUNUT & METHA ADITYA
Editor : SULIS

Sebaliknya,  penggunaan modal dan teknologi memiliki pengaruh yang signifikan. Terkait dengan fenomena ini, pemerintah dapat mengarahkan kebijakan pengembangan dan peningkatan kapasitas kewirausahaan bagi gerasi milenial dan generasi z melalui insentif dalam hal akses terhadap permodalan dan teknologi.

Gambar 4.20.  Trend Jumlah UMKM Yang Beroperasi di TOS Menurut Waktu

Mengikuti hukum permintaan dan penawaran, peningkatan jumlah UMKM tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya peningkatan aktivitas di TOS, yang diiringi dengan naiknya daya beli masyarakat.  Naiknnya daya beli masyarakat seiringi dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi di Kota Lubuklinggau.  Gambar 4.21. menunjukkan perkembangan PDRB Kota Lubuklinggau selama 2010-2022 (BPS Kota Lubuklinggau, 2023).

BACA JUGA:UMKM Binaan PLN Siap Go Global! Bussiness Matching Hadirkan Pembeli dari India

Kontribusi TOS dalam penyerapan tenaga kerja secara kumulatif sebanyak 169 orang.  Penyerapan tenaga kerja  didominasi oleh oleh UMKM dengan  tenaga kerja 1 (satu) orang sebanyak 80 (67,3 persen) dan tenaga kerja 2 (dua) orang sebanyak 32 (27 persen).  Selebihnya UMKM mempekerjakan 3 (tiga) orang sebanyak 5 (4 persen dan lima orang atau lebih sebanyak 2 (dua) atau sebesar 1,7 persen.

Perlu dilakukan percermatan lebih lanjut terkait  kecenderungan bertambahnya jumlah pedagang di TOS yang cukup pesat dalam masa satu tahun terakhir.  Apakah bertambahnya jumlah pedagang/UMKM tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya pengunjung akibat membaiknya kondisi perekonomian masyarakat, ataukah justru karena susahnya mendapatkan lapangan kerja.

Gambar 4.21. Perkembangan PDRB Kota Lubuklinggau 2018-2022

b. Peran TOS Sebagai Media Promosi Produk UMKM

Penelitian ini menunjukkan prilaku penggunaan media sosial oleh UMKM.  Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan akun media sosial.  Media sosial Facebook (FB), Instagram (IG), Whatsaap (WA) merupakan media sosial yang popular digunakan.  Penggunanya sebanyak 21 sampai 24 persen dari UMKM.  UMKM kategori ini ada yang memiliki lebih dari satu jenis akun media sosial.  Diantaranya memiliki FB, IG dan WA, atau IG dan WA, atau FB dan WA.   Meskipun demikian masih terdapat 77 (64,7 persen) yang tidak memiliki akun media sosial.   Hal ini tidak berbanding lurus dengan karakteristik generasi milenial dan generasi z yang mendominasi UMKM.  

Menurut Dimock (2019) siapapun yang lahir antara 1981 dan 1996 (usia 23 sampai 38 pada  2019) disebut sebagai Millenial, dan siapapun yang lahir dari tahun 1997 dan sesudahnya adalah bagian generasi baru (Generasi Z).  Generasi  millenial  memiliki cenderung  lebih  optimis  dan high  achievers,  mereka  memiliki  keyakinan bahwa mereka berpotensi menjadi hebat. Dalam  bekerja mereka menyukai kelompok atau tim  kerja, namun di sisi lain mereka merupakan generasi yang dinilai individualis. Mereka bertumbuh di  era  informasi  digital  dimana  merupakan  generasi  pertama  yang  menikmati  mudahnya  mendapatkan  segala  jenis  informasi  tanpa  perlu  bertanya  pada  orang  lain.

BACA JUGA:BPJPH Provinsi Sumsel Gelar Akselerasi Sinergi WHO 2024 Bagi Pelaku UMKM Kota Lubuklinggau 

Bruce Tulgan (2013) menyebutkan bahwa  Generasi  Z  memiliki  5 karakteristik  utama.  Pertama,  media  sosial  adalah  gambaran  tentang  masa  depan  generasi  ini.  Gen  Z  merupakan  generasi  yang  tidak  pernah  mengenal  dunia  yang  benar-benar  terasing  dari keberadaan orang lain. Media sosial menegaskan bahwa seseorang tidak dapat berbicara dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.

Media sosial menjadi jembatan atas keterasingan, karena  semua   orang   dapat   terhubung,   berkomunikasi,   dan   berinteraksi.   Ini   berkaitan   dengan karakteristik kedua,   bahwa   keterhubungan   Gen   Z   dengan   orang   lain   adalah   hal   yang terpenting.  Ketiga, kesenjangan keterampilan dimungkinkan terjadi dalam generasi Z. Ini yang  menyebabkan  upaya  mentransfer  keterampilan  dari  generasi  sebelumnya  seperti  komunikasi interpersonal,    budaya    kerja,    keterampilan    teknis    dan    bepikir    kritis    harus    intensif  dilakukan. Keempat,  kemudahan  Gen  Z  menjelajah  dan  terkoneksi  dengan  banyak  orang  di berbagai  tempat  secara  virtual  melalui  koneksi  internet,  menyebabkan  pengalaman  mereka menjelajah secara geografis menjadi terbatas.

Jika dibandingkan dengan ciri-ciri Generasi Millenial dan Gen Z, pelaku UMKM yang beroperasi di TOS belum sepenuhnya mencerminkan sifat dan karakter yang seharusnya melekat.  Hal ini dapat dilihat dari rendahnya literasi terhadap media sosial.  Kepemilikan akun media social dan pemanfaatannya untuk promosi produk belum dilakukan secara optimal.  Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, mengingat penelitian ini tidak mencakup kepemilikan telepon pintar/android di kalangan UMKM.

BACA JUGA:Dosen Universitas Bina Insan Lakukan Pengabdian Kepada Masyarakat Pegiat UMKM di Jambi

Belum optimalnya penggunaan media sosial di kalangan responden juga dimungkinkan karena sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan bisnis (111 atau 93,3 persen) dan tidak mengikuti organisasi/perkumpulan/paguyuban bisnis (108 atau 90,6 persen).  Siswanto dan Satriawan (2023) dalam penelitiannya menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan memiliki pengartuh yang signifikan terhadap motivasi UMKM.  Putri dkk (2023) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pelatihan pelaku UMKM meningkatan inovasi dan jejaring bagi mereka.

Kategori :