Opini : Terjebak dalam Labirin Pikiran: Kenapa Overthinking Semakin Menghantui?

Vanya Putri Andesta - Mahasiswi FISIP Prodi Psikologi Universitas Brawijaya Malang - Foto : Dok. Pribadi-

KORANLINGGAUPOS.ID - Ketika Pikiran Sendiri Menjadi Beban Sejak dari lahir manusia sudah dituntut untuk berpikir. Saat sudah beranjak dewasa dan kebiasaan memandang sesuatu berubah menjadi overthinking, hal itu bisa menjadi sesuatu yang tidak baik untuk mental. Overthinkingtidakhanya memikirkan sesuatu secara mendalam, tetapi juga suatu siklus yang terus berulang selama manusia terus berpikir, seolah-olah pikiran tak bisa menemukan solusi yang baik. Overthinking ini semakin marak terjadi di era sosial media yang masif, juga sangat sering dijumpai di kalangan remaja yang terus disuguhkan ekspektasi sosial dan tekanan dari media sosil yang semkin tinggi.

Dalam psikologi, overthinking sering dikaitkan dengan rumination, yaitu kecenderungan untuk mengulang kembali pengalaman masa lampau, serta worrying, yaitu membayangkan berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa kebiasaan ini bukan sekadar pemicu stres, tapi juga bisa berkaitan dengan impostor syndrome, kurangnya kepercayaan diri, bahkan gangguan memori jangka panjang.

BACA JUGA:Opini: Wujudkan Buah Hati Menjadi Generasi Emas Sejak Dini

BACA JUGA:Opini: Membaca Kecenderungan Arah Kebijakan Kepemimpinan Yok-Terus 2025-2030

Mengapa Overthinking Semakin Umum?

1. Tekanan Sosial dan Budaya Perfeksionisme

     Persaingan sosial yang sangat kompetitif, budaya perfeksionisme menjadi penyebab utama dalam meningkatnya overthinking. Studi yang telah dilakukan oleh JERUMI: Journal of Education, Religion, Humanities, and Multidisciplinary (2024) mendapati pembentuk tekanan overanalyzing di kalanga remaja ialah tekanan akademik dan juga tekanan sosial.Kecemasan berlebihan juga disebabkan oleh pemikiran remaja yang merasa mereka harus selalu memenuhi standar dari lingkungan yang mereka tempati.

2. Media Sosial: Sumber Informasi atau Pemicu Kecemasan?

     Teknologi memberi kita akses tanpa batas ke berbagai informasi, tapi di sisi lain, media sosial juga memperburuk kebiasaan overthinking, terutama dalam bentuk social comparison. Setiap hari, kita melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna di layar ponsel, yang sering kali membuat kita merasa tidak cukup baik atau tertinggal.

Dampak Overthinking terhadap Kesehatan Mental

       Overthinking bukan hanya sekadar kebiasaan buruk, tapi juga bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Berdasarkan penelitian dari Journal of Abnormal Psychology, individu yang sering overthinking cenderung mengalami masalah memori jangka panjang dan lebih sulit mengingat hal-hal positif. Selain itu, dampak lainnya termasuk:

BACA JUGA:Opini : Pentingnya Menjaga Lingkungan untuk Kesehatan Hidup Sehat

BACA JUGA:Opini : Urgensi Transformasi Guru di Tengah Adaptasi Perubahan Kurikulum

1. Meningkatkan Risiko Kecemasan dan Depresi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan