Eksistensi Taman Olahraga Silampari (TOS) sebagai Ruang Ketiga Publik

Minggu 14 Jul 2024 - 21:14 WIB
Reporter : SUSYANTO TUNUT & METHA ADITYA
Editor : SULIS

a. Kontribusi TOS Dalam Penyediaan Akses Pasar Bagi  UMKM

Kegiatan usaha UMKM di TOS memiliki beberapa pola.  Pola tersebut adalah selain berdagang di TOS: melakukan aktivitas usaha di Rumah sebanyak 18 (15 persen), di Tokoh 20 (17 persen), berdagang Keliling 48 (40 persen), secara On Line sebanyak 15 (13 persen) dan hanya berjualan di TOS sebanyak 16 (13 persen).  Persentase tersebut mencakup juga kombinasi pola usaha dengan lebih dari dua cara. Kombinasi cara berjualan yang dilakukan selain di TOS, juga dilakukan di Rumah, di Toko, Keliling dan secara On Line.  Terdapat 4 (empat) UMKM yang melakukan kegiatan dagangnya di TOS, di Rumah, dan juga secara On Line.

BACA JUGA:Diskop UMKM Musi Rawas Fasilitasi 17.531 UMKM Urus NIB

Selain berdasarkan tempat/cara berdagang, 

Pola Usaha pelaku UMKM juga didasarkan atas waktu berjualan. Kategori UMKM menurut frekuensi berdagang di TOS terdiri dari berdagang setiap hari 57 (47,9 persen), Sabtu dan Minggu 34 (28,6 persen ), Per event 8 (6,7 persen) dan sesekali 20 (16,8 persen).  Berdasarkana waktu berjualan di TOS, UMKM terdiri dari berjualan Pagi 44 (37 persen), Sore 25 persen) dan sepanjang Pagi dan Sore 45 (38 persen).  Pola ini membantu UMKM dalam memaksimalkan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktivitas dagangnya.  Maksimalisasi waktu ini memberikan kesempatan UMKM untuk menambah penghasilannya.  Pola ini membuat UMKM lebih produktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan TOS memberikan kontribusi dalam Pola Usaha UMKM.  Pola Usaha ini membuat UMKM dapat memperluas akses pasar.

b.  Kontribusi TOS Dalam Menyediakan Lapangan Kerja

Penelitian ini menemukan fenomena meningkatnya pemanfaatan TOS untuk aktivitas UMKM.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah UMKM secara sigifikan dalam rentang waktu 3 (tiga) tahun terakhir.  UMKM yang telah beroperasi di TOS 3 (tiga) tahun atau lebih berjumlah 14 (11,8 persen), 3 (tiga) tahun sebanyak 16 (13,4 persen), 2 (dua) tahun sebanyak 26 (21,8 persen), 6 sampai 12 bulan sebanyak 27 (22,7 persen) dan kurang dari 6 bulan sebanyak 36 (30,3 persen).  Peningkatan jumlah UMKM yang beroperasi di TOS selama 3 (tiga) tahun diilustrasikan pada gambar 4.20.

BACA JUGA:Pelaku UMKM di Lubuklinggau Diminta Tidak Takut Dicek BPOM

c. Kontribusi TOS Dalam Peningkatan Pendapatan UMKM

Bertambahnya akses pasar dan meningkatnya pola usaha akan meningkatkan pendapatan UMKM.  Penelitian ini menunjukkan penambahan pendapatan yang diperoleh UMKM dari keuntungan beroperasi di TOS.  Kisaran keuntungan UMKM dari usahanya di TOS masing-masing sebesar kurang dari Rp. 100.000.- sebanyak 58 (48,7 persen), sebesar Rp. 100.000.- sampai dengan Rp. 200.000.-, sebanyak 50  (42 persen), sebesar Rp. 201.000.- sampai dengan Rp. 300.000.- sebanyak 10 (8,4 persen), dan sebesar Rp. 301.000.- sampai dengan Rp. 500.000.- sebanyak 1 (0,9 persen).   Jika diambil nilai tengah dari masing-masing kelompok, maka keuntungan kumulatif yang diraih oleh UMKM, khususnya hari Minggu, adalah sebesar Rp. 12.950.000.- (Dua belas juta sembilan  ratus lima puluh ribu rupiah).  Penambahan pendapatan untuk setuap tenaga kerja sebesar Rp. 76.627..- (tujuh puluh enam ribu enam ratus dua puluh tujuh rupiah).

2. Peran TOS Dalam Mengembangkan UMKM Di Kota Lubuklinggau

a. Peran TOS Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku UMKM didominasi oleh generasi milenial sebanyak 75 orang (63 persen).  Pelaku UMKM yang termasuk dalam generasi Z sebanyak 18 orang (15 persen). Keberadaan Generasi Milenial dan Generasi Z dalam kegiatan UMKM merupakan potensi untuk mencetak masyarakat yang bermental entrepreneur. Menurut Yudhistira (2023) menyebutkan bahwa rasio kewirausahaan Indonesia masih rendah, yakni hanya 3,47 persen dari total penduduk. Negara Singapura mencapai 8,76 persen, Malaysia dan Thailand masing-masing sudah di atas 4,5 persen.  Demikian juga  negara maju rata-rata sudah 10-12 persen. Keberadaan generasi milenial dan generasi z dalam UMKM akan mendorong peningkatan rasio kewirausahaan di Indonesia, khususnya di Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Kalapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Hadiri Sosialiasi Layanan Perseroan Perorangan UMKM

Selain usia, karakteristik demografi UMKM dapat dilihat juga dari tingkat pendidikannya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku UMKM di TOS didominasi oleh masyarakat berpendidikan SMA sebanyak 94 orang (79 persen).  Penelitian Nainggolan (2016) dan Hasanah dkk (2020) menemukan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan usaha.

Kategori :