BACA JUGA:Pertanian Organik Konsep Bedengan Lahan 1005
Sayur sortiran tidak dibuang untuk pakan ternak. Sedangkan kotoran ternaik dibuat kompos.
"Kita membuat pertanian terintegrasi," paparnya.
Menurut Kartiwa jangan takut bertani.
"Sebetulnya kalau untuk dari saya pribadi jangan takut bertani. Jadi meskipun ada pendemi kita masih bisa terus jalan. Kalau untuk para petani pemula sebetulnya yang lebih diarahin kalau mau tanam apa harus pastikan dulu pasarnya ke mana, harganya berapa dan jangan sampai kita pas panen bingung," sebutnya.
Kelompok Tani Agrona TVAM di Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Jawa telah menerapkan tehnologi medern untuk menyiram tanaman menggunakan ponsel dan juga pemberian pupuk otomatis.-Foto: tangkap layar-CUPCapung
BACA JUGA:Kreatifitas Anak Muda, Ubah Lahan Kosong Tengah Kota jadi Lahan Pertanian
BACA JUGA:5 Cara Menanam Singkong dengan Teknologi Pertanian Terbaru Tingkatkan Hasil Pertanian
Menurutnya rata-rata kendala mayoritas petani tanam saja tidak melakukan analisa kemana menjualnya setelah panen.
Soal harga juga tidak disurvei istilahnya masih buta. Kalau dari awal sudah dipahami bagaimana pangsa pasar dan harganya berapa.
Kartiwa mengukapkan bahwa misinya dirinya ingin merangkul petani konvensional.
Di Desa Cibodas lahannya sudah habis sama vila wisata.
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele! Inilah 6 Manfaat Penting Pupuk Organik dalam Pertanian dan Lingkungan
BACA JUGA:Inilah 8 Jenis Pupuk Organik Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian! Yuk Kenali Jenisnya
Kita ada solusi untuk bagaimana sebetulnya orang-orang Cibodas. Kita ada satu kerjasama sama dengan lembaga program Desa Tani.
Jadi maksudnya Desa Tani itu isinya kita merangkul para petani yang punya skill pertanian bagus cuma tidak punya modal lalu kita siapin lahannya sama modalnya.