Hadi juga menambahkan, selama musim kemarau pendistribusian air ke pelanggan cukup banyak berkurang sampai 30 persen.
BACA JUGA:Ratusan Pelanggan PDAM TBS Lubuklinggau Keluhkan Air Macet
Namun pihaknya melakukan langkah antisipasi dengan terus membersihkan sumber-sumber air.
"Seperti Kasie 80 liter perdetik tinggal 60, Apur yang tadinya 40 tinggal 30 liter perdetik. Lalu Kelingi 120 tinggal 80," ungkapnya.
Pompa-pompa mereka pun diakui Hadi harus kerja ekstra selama musim kemarau.
"Seperti di sumber air kelingi, pompa kita disana harus kerja ekstra. Belum lagi sumber air di intake kasie dan Apur, juga debit airnya mulai sedikit. Makanya, musim kemarau ini juga membuat biaya operasional kita untuk perawatan pompa meningkat bahkan tembus diangka Rp 30 juta," jelasnya.
BACA JUGA:Listrik Bersih Disiapkan PLN Layani Pertumbuhan Industri Data Center di Indonesia
Upaya lainnya lanjut Hadi, mereka gencarkan lakukan penagihan ke lapangan, lakukan pendataan ulang dan pemutusan ke pelanggan yang menunggak cukup lama dan tidak ada niat lagi untuk membayar tunggakan.
"Karena sayang, airnya sia-sia. Lebih baik kita putuskan kita alirkan ke pelanggan yang rajin membayar tagihan. Kita juga terus lakukan pendataan ulang, karena PR kita lainnya adalah rumah kosong, itu juga jadi beban. Sehingga dengan harapan penyaluran air lebih maksimal, pelayanan lebih baik ke pelanggan," jelasnya.
Ia pun meminta para pelanggannya untuk bisa menghemat air selama musim kemarau ini.
"Tolong hemat menggunakan air. Dan jangan lupa bayar tagihan tepat waktu, supaya pelayanan kita bisa maksimal. Kalau ada keluhan atau permasalaan segera lapor ke kantor, supaya bisa segera diselesaikan," pesannya.