Namun, apa yang terjadi justru sangat bertolak belakang dengan harapan. Alih-alih membantu memberantas judi online (Judol), T dan AK justru terlibat dalam aksi yang merugikan.
"Saya merasa seperti ditipu oleh mereka yang dulunya saya percaya untuk memberantas judi online," ungkapnya dengan nada kecewa.
BACA JUGA:12 Dampak Judi Online dan 7 Fakta Psikologis yang Merusak Otak Hingga Segalanya
BACA JUGA:Kecanduan Judi Online Sama Seperti Kecanduan Zat Adiktif, Ini Gejalanya
Kasus ini menunjukkan tantangan besar dalam upaya memberantas kejahatan di ranah digital.
Kementerian Komdigi, yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan konten di dunia maya tetap aman dan bebas dari aktivitas ilegal, perlu lebih selektif dalam merekrut tenaga kerja dengan integritas yang teruji.
Hal ini disadari Budi sebagai pelajaran penting untuk memperkuat sistem pengawasan SDM di sektor-sektor yang sensitif seperti pengendalian konten digital.
Komdigi dan pihak berwenang lainnya perlu mengadopsi sistem perekrutan yang lebih terstruktur dan transparan, serta memastikan setiap individu yang terlibat memiliki rekam jejak yang bersih.
Sebagai langkah ke depan, penekanan lebih besar mungkin perlu diberikan pada latar belakang, reputasi, dan integritas calon tenaga kerja, terutama bagi mereka yang berada di posisi yang rentan terhadap godaan pihak luar.
BACA JUGA:SMPN Srimulyo Musi Rawas Sukses Gelar Jalan Sehat dan CIMAMA 2024
BACA JUGA:Ada ASN Kemenag Terlibat Judi Online, Laporkan ke Nomor WA ini
Kasus ini menjadi pengingat bagi seluruh institusi untuk tetap waspada terhadap potensi penyalahgunaan wewenang oleh oknum-oknum di dalam institusi.
Pengkhianatan yang dialami Budi Arie Setiadi dari mantan anak buahnya menegaskan pentingnya seleksi ketat dan pengawasan dalam perekrutan tenaga kerja, terutama di sektor-sektor yang berhubungan dengan keamanan digital.
Di era digital saat ini, transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan-tantangan baru, termasuk pemberantasan judi online (Judol) yang semakin marak.
Komitmen dan integritas setiap individu yang terlibat dalam proses pemberantasan ini perlu dijaga agar tercipta ekosistem digital yang aman, nyaman, dan bebas dari ancaman kejahatan siber.