KORANLINGGAUPOS.ID - Informasi terburuk disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, untuk para mahasiswa di Indonesia.
Mahasiswa harus bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Satryo mengungkapkan efisiensi anggaran besar-besaran yang dilakukan pemerintah saat ini bisa memicu lonjakan biaya kuliah.
Dikutip dari disway.id, Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan telah memangkas anggaran Kemendiktisaintek sebesar Rp14,3 triliun dari pagu awal Rp56,6 triliun.
BACA JUGA:Biaya Kuliah Makin Ringan, UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau Siapkan 3 Beasiswa untuk Mahasiswa Baru 2025
BACA JUGA:Dijanjikan Terima Uang Rp1 juta Hanya Klik Kode OTP, Saldo DANA Milik Mahasiswa ini Malah Hilang
Salah satu yang paling terdampak adalah Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang dipangkas hingga 50 persen.
Dari anggaran sebelumnya diangka Rp6,08 triliun menjadi Rp3,009 triliun.
"Maka perguruan tinggi bisa saja terpaksa menaikkan uang kuliah," tegas Satryo dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI.
Tidak hanya BOPTN, Program Revitalisasi PTN (PRPTN) juga terkena pemotongan anggaran hingga 50 persen, dari Rp856 miliar menjadi Rp428 miliar.
BACA JUGA:UNPARI MoU dengan Kwarcab Pramuka Lubuk Linggau, Ditindaklanjuti KMD Ratusan Mahasiswa Prodi PGSD
BACA JUGA:UNPARI Terima Mahasiswa Baru Tahun 2025, Ada 14 Prodi S1 dan 2 Prodi S2
Lalu Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum (BPPTNBH) juga dipangkas.
Maka dari itu, mengantisipasi situasi terburuk ini terjadi, Satryo mengusulkan efisiensi untuk sektor pendidikan dibatalkan atau minimal dikurangi.
Ia khawatir ketika dana bantuan dipotong, perguruan tinggi akan mencari sumber pendapatan lain, salah satunya dengan menaikkan UKT mahasiswa.