KORANLINGGAUPOS.ID - Stroke dan jantung yang termasuk dalam penyakit neurokardiovaskular jadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia saat ini.
Lalu apakah puasa Ramadhan bisa mencegah diri dari kena penyakit jantung maupun stroke?
Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, Apoteker dan Peneliti Farmasi dalam tulisan Kolomnis Yuhansyah Nurfauzi dengan Editor Amien Nurhakim yang dimuat dalam laman NU Online menjelaskan, puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Tapi puasa juga mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan emosi.
BACA JUGA:Jadwal Buka Puasa dan Imsak pada 16 Ramadan 2025 Musi Rawas dan Sekitarnya
BACA JUGA:MINGGU 16 MARET 2025 Jadwal Buka Puasa Ramadan dan Imsak Wilayah Lubuk Linggau dan Sekitarnya
Sebab jika tidak dikendalikan, emosi dapat berdampak buruk baik bagi diri orang yang marah maupun untuk orang-orang di sekitarnya.
Maka, melalui puasa, kaum muslimin dituntun untuk mengendalikan emosinya sehingga membawa banyak hal positif.
Sebagaimana Rasulullah SAW pernah menyarankan orang yang berpuasa agar tidak berkata-kata yang kotor dan berbuat kebodohan.
Artinya, “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda: puasa adalah tameng, apabila salah seorang diantara kalian berpuasa maka janganlah ia berkata kotor dan melakukan perbuatan bodoh. Apabila terdapat seseorang memusuhinya atau mencelanya maka hendaknya dia mengatakan, ‘Aku sedang berpuasa.’” (Hadits Riwayat Abu Dawud).
BACA JUGA:Diet saat Puasa, Memang Bisa ?
BACA JUGA:TK Islam Mardhotillah 1 Lubuk Linggau: Mengajarkan Makna Puasa Sejak Dini
Secara normal, orang yang dimusuhi dan dicela tentu merasa terpancing emosinya sehingga akan marah.
Namun, dalam keadaan berpuasa, anjuran menahan emosi perlu diterapkan dengan melakukan penguatan diri bahwa dia sedang berpuasa.
Sugesti diri tersebut merupakan upaya untuk menguatkan jiwa dan otak orang yang berpuasa agar tidak menuruti emosi.