Cara kedua, selalu menemani anak dan menonton bersama-sama.
Bagaimanapun, keberadaan media sosial saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat tidak terkecuali anak-anak.
Kemudahan akses informasi dan pengetahuan di media sosial menjadi sarana yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan anak-anak sehari-hari.
Untuk itu kontrol atau pengawasan orang tua terhadap tontonan anak-anak perlu ditingkatkan pasalnya beberapa tayangan anak memang bersifat mendidik namun ada juga yang tidak mendidik alias menyimpang.
BACA JUGA:Kiat Lolos Seleksi Masuk Universitas Pertahanan RI
Maka orang tua tidak bisa 100% melepas anak menggunakan atau mengakses media sosial sendiri.
Dan yang perlu diingat 100% mencegah anak untuk tidak memegang gawai atau menggunakan media sosial itu tidak mungkin di zaman era sekarang.
Cara ketiga pengawasan dari pihak eksternal.
Jadi tak hanya kepada orang tua.
BACA JUGA:Kiat Masuk Sekolah Kedinasan PKN STAN
Kita juga meminta kepada pemangku kebijakan seperti pemerintah untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai konten menyimpang yang menyasar anak-anak di media publik karena pemerintah sebagai pemegang kebijakan bisa membuat program mengurangi akses masuknya paham-paham LGBT itu makagar tak berdampak akan lebih luas. Harapannya pemerintah bisa secepatnya bertindak melawan LGBT.
Cara keempat, ini yang paling penting adalah upaya lahiriah kita yaitu dengan cara berdoa kepada Allah SWT agar kita senantiasa dilindungi dari paham-paham yang menyimpang termasuk anak dan keturunan kita.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, faktor apa saja yang jadi penyebab seseorang menjadi LGBT?
Dilansir KORANLINGGAUPOS.ID dari berbagai sumber ternyata penyebab LGBT, pertama, keluarga / pola asuh.
BACA JUGA:Ini Lho 7 Kampus NU Terbaik
Pada dasarnya pendidikan secara seksual dan ketertarikan lawan jenis telah dipelajari secara tidak langsung di dalam sebuah keluarga.