Proses pengadukan dilakukan dengan hati-hati agar daun tidak hancur. Selain iga sapi, gulai ini juga bisa menggunakan ikan asin atau ikan teri sebagai variasi.
Tokoh masyarakat Bengkulu Selatan, Tati Isnani, menjelaskan bahwa gulai kemba’ang tidak sulit dibuat, namun membutuhkan waktu memasak hingga dua jam dengan santan kental dan api sedang.
“Jika tidak dimasak lama dan bersih, gulai ini bisa menimbulkan rasa gatal saat dikonsumsi,” ujarnya. Untuk mengurangi rasa gatal, masyarakat menambahkan bumbu khusus berupa buah pinang.
Keunikan gulai kembaang semakin terasa ketika dicampur dengan lahang atau jengkol tua yang telah melalui proses penguburan hingga bertunas, menghasilkan aroma khas yang kuat.
Hidangan ini kerap hadir dalam berbagai acara hajatan, Ramadan, hingga Lebaran, serta mudah ditemui di warung makan di Bengkulu Selatan.