Lalu di tanggal 10 Januari 2024, karena hujan selama 11 jam di wilayah uluan sungai, Sungai Rupit dan Rawas Kembali meluap sehingga menimbulkan dampak banjir luapan yang meluas ke 6 wilayah Kecamatan di Muratara dan 7 jembatan putus dan ribuan warga terisolir.
"Di rawas ilir air mulai masuk tanggal 11-12 januari 2024, sampai sekarang banjir belum surut surut. Airnya lambat turun dalam satu hari itu cuma turun 10-15 Cm," ungkapnya.
Namun warga di wilayah ini mengaku sudah paham dengan fenomena banjir di wilayah paling terendah di Kabupaten Muratara ini. Kerena nasib mereka sangat tergantung dengan kondisi aliran sungai Musi.
"Wilayah Rawas Ilir merupakan daerah pertemuan antara Sungai Rawas dan Sungai Musi. Kalau air Sungai Musi dalam, otomatis debit Sungai Rawas tertahan kalau bahasa sini air ngetan," ucapnya.
BACA JUGA:Harga Mentimun di Musi Rawas Anjlok Ini Harapan Petani
Fenomena itu bahkan bisa memperburuk stuasi yang terjadi, karena bisa membuat aliran sungai Musi meluap dan masuk ke aliran sungai Rawas.
"Apo lagi kalau di hulu hujan lagi, air sungai Musi masuk ke Rawas, kami tambah tenggalam," timpalnya. Terpisah, Camat Rawas Ilir Husin membenarkan jika saat ini sejumlah permukiman warga di wilayah Rawas Ilir masih kebanjiran.
Untuk tingkat ke dalaman cukup bervariasi, mulai dari 1,5 meter hingga 2,5 meter.
Pihaknya membenarkan, jika saat ini banyak warga memilih bertahan di rumah.
Menginggat 80 persen rumah warga di wilayah ini berkonsep panggung dan terbuat dari material kayu.
"Kalau rumah beton depok itu tenggelam, tapi rata rata di wilayah kita Panggung. Untuk saat ini kita terus salurkan bantuan logistik ke masyarakat karena tidak bisa pakai jalur darat kita salurkan pakai perahu," ucapnya.
Menurutnya, banjir masih melanda sejumlah desa seperti Desa Mandi Angin, Beringin Makmur, Kelurahan Bingin Teluk, Desa Pauh dan Translok pauh.
"Untuk listrik sebagian sudah dinyalakan, tapi untuk desa yang masih terdampak banjir dalam masih diputuskan sementara," timpalnya.
BACA JUGA:Lagi, Warga Paiker Empat Lawang Hilang Misterius, Pulang dalam Keadaan Linglung
Sementara itu, Koordinator pendataan Posko Banjir BPBD Kabupaten Muratara, sekaligus stap ahli bidang ekonomi dan pembangunan, Suhardiman mengungkapkan.