MURATARA,KORANLINGGAUPOS.ID -Bajir yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) diawal tahun 2024 ini merupakan banjir terbesar sejak 42 tahun terakhir.
Bencana banjir di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara belum surut.
Menurut warga saat ini air yang meluap dari Sungai Rawas lambat menyusut karena aliran Sungai Musi yang masih dalam.
Dikutif dari SUMEKS.CO, cerita warga korban kebanjiran di wilayah Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, peristiwa di tahun 1982 nampaknya akan terulang.
BACA JUGA:Baru 72 JCH Lubuklinggau Lakukan Pelunasan Biaya Haji, Catat Jadwal Pelaksanaan Ibadah Haji 2024
Di tahun itu banjir besar serupa juga pernah terjadi, bahkan membuat masyarakat harus bertahan di atas genangan banjir selama 3 bulan.
Andri warga Desa Bingin Makmur, Kecamatan Rawas Ilir, saat dibincangi Minggu 21 Januari 2024 menuturkan, jika banjir kali ini hampir serupa dengan banjir besar yang terjadi di masa lampau.
Dari ketinggian air, luas wilayah terdampak, hingga lamanya debit aliran sungai yang menyusut. Seakan memberi sinyal terhadap masyarakat untuk mempersiapkan logistik dalam waktu lama.
"Kami warga ya susah mau aktivitas, tidak bisa berkebun dan mencari nafkah. Banjir ini hampir sama seperti banjir tahun 1982, warga bertahan di rumah yang kebanjiran sampai 3 bulan," ungkapnya.
BACA JUGA:Tanpa Libur Pj Bupati Kunjungi Warga Terdampak Banjir
Untuk kebutuhan logistik, pasokan air bersih, dan obat obatan sangat mereka perlukan.
Meski banyak didapati air saat kebanjiran, namun tak mungkin air banjir luapan itu di gunakan untuk konsumsi.
"Hari ini sudah lebih dari 10 hari kami kebanjiran, banjir pertama itu," katanya. Dia mencatat, awalnya banjir terjadi sekitar tanggal 30 Desember saat menjelang pergantian tahun baru 2023-2024, di wilayah uluan, Kabupaten Muratara.
Sehingga memutuskan satu jembatan di desa Batu gajah, kondisi aor saat itu sempat menyusut.
BACA JUGA:7 Kecamatan Tanam Kacang Kedelai Khusus Bibit