Musim Hujan Waspada Terjadi Bencana Alam Warga Diimbau Jaga Kebersihan Lingkungan

Team Rescue Dinas Pemadam Kebakaran Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana (DPKPPB) Kota Lubuk Linggau sedang melakukan assessment dan peninjauan korban puting beliung di Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuk Linggau Utara II Kota Lubuk Linggau belum lama-Foto : Dokumen pribadi Team Rescue DPKPPB Kota Lubuk Linggau-

KORANLINGGAUPOS.ID - Musim hujan seperti saat ini selain rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor juga perlu diwaspadai kemunculan hewan berbisa seperti ular di lingkungan pemukiman warga.

Untuk itu tim Team Rescue Dinas Pemadam Kebakaran Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana (DPKPPB) Kota Lubuk Linggau mengingatkan warga Kota Lubuk Linggau agar selalu waspada terhadap kejadian tersebut.  

Hal tersebut kata Dono Partondo Team Rescue DPKPPB Kota Lubuk Linggau kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Ahad 24 November 2024.

Menurutnya di Kota Lubuk Linggau sudah sering terjadi ular berbisa muncul di lingkungan tempat tinggal warga bahkan masuk ke rumah warga. Kondisi cuaca dingin udara dingin dan daerah yang lembab merupakan tempat favorit ular. "Ulang sangat suka udara sejuk dan tempat yang lembab," ungkapnya.

BACA JUGA:Musim Hujan Waspada Terjadi Bencana Alam Warga Diimbau Jaga Kebersihan Lingkungan

BACA JUGA:Musim Hujan di Provinsi Sumsel, Harga Bahan Pangan Berpotensi Naik, Ini Penyebabnya

Dono menyebut penyebab fenomena ular sering muncul di lingkungan pemukiman penduduk akhir-akhir ini sering terjadi karena kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan saat ini sangat kurang. "Sekarang ini sudah jarang sekali warga mengadakan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Masyarakat mengandalkan petugas, sementara jumlah petugas terbatas," sebutnya.

Dono menambahkan Team Rescue DPKPPB Kota Lubuk Linggau sering mengevakuasi ular berbisa seperti ular sanca, biawak, lebah dan sebagainya. Ular dan biawak yang ditangkap Team Rescue DPKPPB Kota Lubuk Linggau, dari lingkungan tempat tinggal warga kemudian evakuasi untuk dilepaskan ke habitatnya di hutan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat).

Sedangkan kalau lebah tanah dieksekusi dengan diberi racun atau dibakar. Tapi kalau lebah madu tidak tidak dieksekusi.

Dono menghimbau warga untuk peduli kebersihan lingkungan dengan mengadakan gotong-royong. Budaya gotong-royong harus diberdayakan lagi. Untuk mengaktifkan kembali budaya gotong-royong ini memang harus digerakan oleh Pemerintah setempat mulai dari camat, lurah hingga RT.

BACA JUGA:Lezatnya! 3 Makanan Khas Palembang Cocok Disantap di Musim Hujan

BACA JUGA:RS AR Bunda Berikan Tips Atasi Masalah Kesehatan di Musim Hujan

"Aktif gotong-royong dapat meminimalisir bencana. Jangan biarkan di kungan sekitar tempat tinggal pada kondisi lembab agar ular tidak mau bersarang. Adakan gotong-royong di lingkungan tempat tinggal masing-masing,"  himbaunya.

Dono menambahkan bahwa banjir yang terjadi juga disebabkan olah perilaku masyarakat membuang sampah ke saluran pembuangan, dari saluran pembuangan akhirnya bermuara ke sungai. Lihatlah saluran pembuangan banyak sampah, termasuk di sungai-sungai kecil banyak sampah bagaimana tidak banjir.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan