Batu karang ini berdiri megah di tengah air, bagian atasnya ditumbuhi tanaman dan rumput.
Dipercaya sebagai penjelmaan Dayang Merindu, mantan Putri Puyang masyarakat Ogan Ulu, yang menurut legenda diubah menjadi batu oleh pendekar Serunting Sakti (Puyang Pahit Lidah) saat sedang mandi.
Kemudian pengembara masuk ke dalam desa, ketika dia melihat desa itu sepi, karena penduduknya sedang bekerja di ladang, dia berkata lagi: “Katanya desa tapi seperti goa batu.” Dan begitu saja, desa itu menjadi goa batu.
Pengembara itu ternyata adalah Serunting Sakti, julukan Si Pahit Lidah, yang bersumpah apa pun yang disentuhnya akan berubah menjadi batu.
BACA JUGA:Lepaskan Penatmu di Taman Siantar Lubuklinggau
Ternyata Lidah Pahit tak sekadar mengutuk Sang Putri.
Ia pun mengunjungi goa tempat tinggal sang putri dan keluarganya.
Dikatakan bahwa semua orang di gua bersumpah untuk berubah menjadi batu.
Dan kini pemandu dapat memberi tahu anda tentang beberapa sosok batu di dalam goa.
Dayang Merindu yang dikutuk Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah dipercaya masyarakat setempat berasal dari Sunda.
Keyakinan mereka didasarkan pada penglihatan beberapa paranormal yang mendapat penglihatan di Goa Putri.
Kepercayaan bahwa Putri Dayang Merindu berasal dari Pulau Jawa terkonfirmasi ketika salah satu keturunan Sunan datang dan menyatakan bahwa Sang Putri tetap mempunyai keturunan dengan Sunan yang lain.
Yang lebih mengejutkan lagi menurut mereka, Putri Dayang Merindu adalah istri salah satu raja pulau Jawa saat itu.(*)