LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Otak yang ukurannya kira-kira seperlima puluh bagian tubuh manusia merupakan bagian paling penting yang membutuhkan relatif banyak energi - yang diperoleh dari nutrisi- dibanding bagian tubuh yang lain.
Fungsi otak tergantung pada banyaknya sel otak dan percabangannya, banyaknya neurotransmitter atau zat yang mengaktifkan synaps (hubungan antar sel syaraf), dan kualitas mielin atau selubung sel syaraf.
Kurangnya fungsi otak dapat terjadi karena kekurangan nutrisi sejak janin, kebiasaan buruk (merokok, tidur berlebih, tidak sarapan, makan berlebih, polusi, dan jarang berfikir), stres dan sakit (misalnya demam tinggi).
Perkembangan struktur dan sirkuit otak yang merupakan faktor kecerdasan dimulai sejak janin dan selanjutnya kecerdasan dipengaruhi dua faktor yang saling terkait, yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
BACA JUGA:Jika Anak Demam Kompres 4 Bagian Tubuh Ini
Hasil penelitian Landshears (2004) menyebutkan perkembangan kognitif pada remaja 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan anak usia 0-4 tahun (50%), 4-8 tahun (30%) dan 9-17 tahun (20%).
Oleh karena itu untuk mengembangkan kecerdasan memerlukan paling tidak tiga hal pokok yang harus diberikan secara bersamaan sejak janin, yaitu pertama kebutuhan fisik-biologis diperoleh dari intake makanan yang cukup untuk mendukung perkembangan otak, menunjang ketrampilan fisik, dan membentengi diri dari penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan.
Intake makanan inilah yang dimaksud nutrisi pengungkit otak, yaitu pemenuhan nutrisi sejak masa kehamilan untuk melejitkan potensi kecerdasan anak.
Kedua, kebutuhan emosi misalnya dekapan, rabaan, pandangan, dan komunikasi yang dilakukan ibu selama menyusui merupakan stimulasi emosional dan kognitif yang memicu pembentukan percabangan sel syaraf otak ke arah emosi positif.
Ketiga, kebutuhan stimulasi berupa rangsangan yang konsisten melalui latihan sistem sensorik dan motorik anak, termasuk pendidikan formal di sekolah maupun di rumah oleh orang tua.
Stimulasi dapat dilakukan kapan saja ketika bermain, mandi, jalan-jalan, ganti baju, menonton pertunjukan atau televisi dan sebagainya.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman Kementerian Kesehatan RI nutrisi untuk otak sebenarnya telah terdapat pada makanan seimbang (makanan yang beraneka ragam) yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Itu karena pertumbuhan fisik dan volume otak tidak dapat dipisahkan dalam tumbuh kembang anak, hanya saja di dalam makanan seimbang ada beberapa zat gizi (nutrisi) yang berfungsi secara spesifik dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak.
BACA JUGA:Inilah 13 Aplikasi Permainan Edukatif untuk Mengasah Otak Anak,Yuk Simak Disini