Ketua PGRI Muratara Mugono membenarkan rencana ini.
Mugono menjelaskan, aksi damai semula akan dilaksanakan pada 14 November mendatang. Namun karena ada perubahan jadwal sidang maka aksi diundur menjadi 21 November 2023 mendatang.
“Makanya surat izin aksi damai kita di Polres Lubuklinggau sudah kita revisi tadi sore,” ungkap Mugono saat diwawancara Linggau Pos 9 November 2023.
Saat aksi tersebut, diperkirakan akan ada lebih kurang 200 pengurus PGRI yang hadir.
BACA JUGA:Guru Muratara Terancam Penjara, PGRI dan Wakil Rakyat Buka Suara
“Sebelum aksi, kami juga akan bersurat ke Bupati Muratara terkait rencana aksi kita ini. Sekaligus kita minta petunjuk dengan beliau, titik kumpul kita nanti dimana. Karena saat aksi nanti akan satu komando dan saya absen betul. Ini untuk memastikan aksi kita ini tidak ditunggangi pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Ia juga akan kembali menggelar rapat bersama pengurus Korwil, Dinas Pendidikan hingga organisasi profesi lainnya, guna membahas rencana aksi ini.
“Aksi ini sebagai bentuk perjuangan kita untuk membantu teman seprofesi kita. Dengan harapan perjuangan kita ini Insya Allah membuahkan hasil. Kita hanya meminta guru kita bisa dibebaskan dan si pelapor terbuka hatinya. Aksi ini juga terpaksa kita laksanakan, setelah upaya damai tak kunjung terlaksana,” ungkapnya lagi.
Ia memastikan tak ada guru yang niat untuk menyakiti anak didiknya.
BACA JUGA:Kasus Guru Pukul Murid di Muratara, Kadisdik: Keluarga Minta Uang Damai Rp 50 Juta, Mana Sanggup!
“Kita mencubit karena kita sayang. Intinya kami ingin mendidik bukan sengaja untuk melukai dan menyakiti anak-anak. Ya mudah-mudahan aksi damai berjalan dengan baik dan tuntutan kita dipenuhi,” tegasnya.
Untuk pengurus PGRI lainnya, kasus ini ia harapkan bisa menjadi pembelajaran kedepannya.
“Jadi pengingat kita jika saat ini zamannya sudah berbeda. Niat baik kita kadang bisa disalah artikan. Kalau dulu orang tua minta anaknya dididik. Kalau sekarang justru sebaliknya,” tambah Mugono.
Terkait rencana aksi damai yang akan dilaksanakan pengurus PGRI Muratara pada 21 November mendatang, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Muratara, Zili justru menyarankan agar tidak jadi digelar. Ia lebih menyarankan untuk mengedepankan mediasi kembali ke pihak keluarga korban.
BACA JUGA:Gara-gara Pukul Empat Siswa Pakai Rotan, Guru Muratara Terancam Penjara
“Kalau saran kami, lebih baik mengedepankan mediasi lagi, menjalin komunikasi lagi dengan keluarga korban. Kami menyarankan tidak menginginkan adanya aksi karena menurut kami menggelar aksi damai tidak menyelesaikan masalah. Dan tadi (kemarin, red) saya dapat laporan teman-teman PGRI sudah datang ke rumah korban. Namun untuk hasilnya, kita belum dapat laporan. Ya kita tunggu ini dulu lah, hasilnya seperti apa. Kalaupun masih belum mendapatkan titik terang, kita tetap menyarankan coba jalur mediasi,” ungkap Zili, saat dibincangi wartawan Harian Pagi Linggau Pos, Jumat 10 November 2023.