Ia melanjutkan, hingga saat ini, 666 pasien TBC RO telah memulai pengobatan dengan paduan BPaL/M”.
Dr. Thomas Handoyo, menyampaikan juga jika perkembangan manajemen TBC RO di tingkat global terjadi dengan sangat cepat, baik dalam hal metode diagnostik dan pengobatan. Implementasi paduan BPaL/M di Indonesia diawali dengan riset operasional BPaL pada bulan Juli 2022 sampai Juni 2023. BPaL maupun BPaLM merupakan pilihan yang lebih disukai sebagian besar pasien karena durasi pengobatan yang jauh lebih singkat dan jumlah obat yang jauh lebih sedikit dibandingkan paduan pengobatan TBC RO sebelumnya, dengan efek samping yang dapat ditangani. Oleh karena itu, monitoring efek samping obat (MESO) juga harus dijalankan dengan baik oleh seluruh fasyankes layanan TBC RO.
Selanjutnya penyintas TBC RO yang telah sembuh setelah mendapatkan pengobatan dengan BPaL/M, Yasmine Syahrani serta komunitas pendamping pasien TBC RO dari RSUP Persahabatan Nana Rohmana berbagi cerita dari pengalaman mereka sebagai mantan pasien TBC.
Yasmine menyampaikan sangat bersyukur dapat sembuh dari TBC RO dengan adanya paduan pengobatan TBC RO baru hanya 6 bulan ini, karena selain waktu pengobatan yang lebih pendek juga jumlah obat lebih sedikit dan efek samping yang lebih ringan dibandingkan sebelumnya ketika mendapatkan pengobatan TBC RO yang jangka panjang.
Sama halnya dengan Nana dari Yayasan PETA yang selalu setia mendampingi pasien TBC RO di DKI Jakarta menyerukan kepada Kemenkes dan seluruh pemangku kepentingan agar pengobatan TBC RO baru ini dapat tersedia di seluruh fasyankes di Indonesia sehingga pasien TBC RO mendapatkan akses yang merata terhadap pengobatan selama 6 bulan dengan BPaL/M.
Kemenkes juga meluncurkan Kampanye Paduan Pengobatan Baru TBC RO Berdurasi 6 bulan dengan tema “Sembuh Lebih Cepat”. Tema ini diangkat untuk menyebarluaskan informasi tentang pengobatan baru TBC RO berdurasi 6 bulan dengan paduan BPaL/M, serta untuk memastikan semua orang dengan TBC RO memiliki akses terhadap pengobatan yang efektif dan berkualitas.
Kampanye ini ditujukan untuk tenaga kesehatan, komunitas terdampak TBC RO, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan yang bergerak dalam penanggulangan TBC. Eliminasi TBC merupakan tanggung jawab kita bersama sehingga sangat dibutuhkan peran aktif dan dukungan dari semua pihak. Semoga webinar yang telah diikuti oleh lebih dari 15.000 peserta ini membawa manfaat bagi semua peserta. (*)