Banjir Muratara, Warga Kelelahan, Gatal-gatal Hingga Batuk Pilek

Rabu 17 Apr 2024 - 20:22 WIB
Reporter : ANGGA
Editor : SULIS

MURATARA, KORANLINGGAUPOS.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Selasa 16 April 2024 siaga memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak banjir. Mereka mempersiapkan ambulan, posko sebagai pelayanan kesehatan, memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil dan obat-obatan secara gratis.

Sekretaris Dinas Kesahatan Kabupaten Muratara, Tasman  saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID Rabu 17 April 2024 mengatakan, tim Dinkes selalu siap.

“Belajar dari pengalaman  banjir yang pertama kemarin dan kami sudah bentuk pos di beberapa titik untuk melakukan pelayanan kesehatan, baik itu yang pos menetap maupun yang mobile. Kita siagakan juga pelayanan di ambulan, untuk mendatangi tempat-tempat para pengungsi korban banjir dari wilayah yang terdampak banjir di Musi Rawas Utara”, kata Tasman.

Ia mengatakan di Kabupaten Musi Rawas Utara ini terdapat 8 puskesmas, yang tersebar di masing-masing kecamatan, dan semenjak kejadian banjir ini sudah mereka koordinasikan dengan masing-masing puskesmas tersebut melalui tim reaksi cepat bencana, agar seluruh puskesmas dapat siap siaga untuk membantu membackup baik itu dari SDM nya, peralatan kesehatan, maupun obat-obatan.


Salah satu rumah terdampak banjir bandang yang melanda Kabupaten Muratara Selasa 16 April 2024.-Foto : Dokumen -Pemkab Muratara

BACA JUGA:Banjir Muratara, 11.356 Jiwa Terdampak Ratusan Orang Mengungsi 2 Orang Meninggal Dunia 

“Kami dari Dinas Kesehatan langsung yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk logistik, obat-obatan, sarana-prasarana yang diperlukan di posko pelayanan, kita siapkan obat-obatan yang biasanya terkait dengan dampak banjir pada umumnya, seperti obat-obat gatal, panas, demam, luka-luka, antibisa ular, makanan bayi dan ibu hamil,” tutur Tasman.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak sering terlalu lama kontak langsung dengan air banjir, karena efeknya adalah rawan terkena penyakit gatal-gatal, tentunya karena air itu tercemar oleh limbah rumah tangga maupun limbah industri. 

“Jadi, kita upayakan masyarakat itu, terutama anak-anak yang suka bermain dengan air untuk dikurangi volumenya, karena untuk mengantisipasi penyakit yang ditimbulkan pasca banjir, seperti diare dan demam berdarah,” tuturnya.

Soal ketersediaan air bersih, kata Tasman, Dinkes  telah menurunkan tim survei di daerah yang terdampak banjir yang rata-rata konsumsi airnya adalah air sumur.

BACA JUGA:Update Banjir di Muratara, 6 Kecamatan Terdampak Ada Rumah Hanyut

“Memang ada sebagaian yang menggunakan air dari PAM. Jadi, rata-rata mereka sumber airnya pakai sumur, sementara sumur terdampak banjir. Nanti setelah air surut, kami akan mendistribusikan kaporit yang digunakan untuk sebagai penjernih air,” jelas Tasman. 

Dinkes juga menyediakan tanki air bersih bagi daerah yang air sumurnya tidak tercemar oleh banjir sebagai persiapan datangnya banjir di daerah tersebut.

“Dalam proses penanganan, memang ada beberapa masyarakat lansia yang mengalami keluhan seperti kelelahan dan batuk pilek, itu yang kami temukan di pelayanan. Dan kami tetap bekerja sama dengan Dinas Sosial, karena Dinas Sosial juga sudah mempersiapkan kebutuhan untuk lansia dan balita seperti selimut. Kita hanya men-support pelayanan kesehatan, untuk lansia tetap kita prioritaskan, sedangkan untuk ibu hamil sudah kita siapkan makanan tambahan untuk mereka,” jelasnya.

“Saat ini, kami sudah mendirikan posko pelayanan kesehatan induk yang terletak di Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit. Nanti untuk di desa lainnya kita manfaatkan posko polindes sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat. Namun jika posko polindesnya terdampak banjir maka kita gabungkan dengan kantor desa, seperti di Desa Sukamenang,” jelasnya.

Kategori :