LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Jika berkesempatan berkunjung ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya yang ada di Kota Lubuklinggau, kalian akan menemukan mobil Lokomotif C3082.
Lokomotif ini ternyata menjadi salah satu saksi bisu perjuangan kemerdekan Republik Indonesia di Kota Lubuklinggau.
Berdasarkan keterangan dari Berlian, petugas dan sejarahwan di Museum Subkoss Garuda Sriwijaya saat dibincangi KORAN LINGGAUPOS, Jumat 19 April 2024.
Lokomotif C308 adalah lokomotif uap buatan pabrik Hannover-Linden 1930, dengan berat kosong 31,6 ton, memiliki panjang 10.796 mm, daya mesin 660hp, dan dapat melaju 75 km/jam.
Lokomotif ini kemudian di simpan di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya. Sebelum di museumkan di Subkoss Garuda Sriwijaya, Lokomotif ini sempat "nongkrong" di dekat palang pintu kereta api.
Lalu ketika Museum Subkoss Garuda Sriwijaya di resmikan pada 15 Januari tahun 1988, lokomotif ini dipindahkan.
Namun menurut Berlian, ada cerita unik saat pemindahan lokomotif ini ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya. Karena cukup besar, saat pemindahan dilakukan dengan cara bergotong royong.
Saat Proses pemindahan lokomotif ini menggunakan rel kereta api yang di lepas pasang seperti estafet.
"Di tarik pakai derek, jadi relnyo itu rel lepas pasang. Kita gunakan balok- balok, di tarik. Kalau sudah maju (Lokomotif) yang belakang (Rel) diletakan di depan lagi terus secara estafet (berganti-ganti). Waktu pemindahanya pun karena gotong royong ya ramai orang, bahkan sampai menimbulkan kemacetan saat itu," ungkap Berlian.
Berlian juga mengatakan fungsi lokomotif ini dulu untuk penumpang dan hasil bumi (sawit dan karet) masyarakat.
Lokomotif ini di letakkan di Museum Subkoss dikarenakan dulu Subkoss merupakan ibukota pemerintahan yang dikenal dengan nama Onder District Musi Ulu. Yang kalau di ubah ke bahasa Indonesia menjadi ibukota Musi Rawas.
"Inilah (Subkoss, red) yang menjadi pusat pemerintahan. Bahkan dahulu ada bupatinya juga, Disebut kontelir. yang memimpin Lubukllinggau ya kontelir," jelas Berlian.