Wajib Baca, 4 Tips Mencegah Anak Kena Diare

Memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 2 tahun bermanfat dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai jenis penyakit termasuk diare.-Foto : DOKUMEN-Kemenkes RI

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS – Melihat Buang Air Besar (BAB) anak tak seperti biasa. Bahkan cenderung cair dan dengan intensitas yang tak beraturan. Tentu situasi ini membuat Bunda khawatir. Sebagian dari kita akan menyebut Si Kecil diare.

Situasi ini kadangkala membuat Bunda langsung ingin ke rumah sakit. Tapi ada sebagian ibu juga mengabaikan gejala sakit yang tak biasa ini. Agar tak salah dalam mengambil tindakan, sebaiknya simak informasi penting berikut.

Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari catatan Sihol Marito S.Kep Ns yang merupakan Perawat RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dari laman Kemenkes RI menerangkan, diare akut didefinisikan sebagai keluarnya cairan abnormal atau tinja yang tidak berbentuk (cair), yang disertai dengan peningkatan frekuensi Buang Air Besar (BAB) sebanyak 3x atau lebih dalam sehari.

Diare biasanya disebabkan terjadinya infeksi, baik itu oleh virus, bakteri, maupun parasit merupakan penyebab tersering. Virus, terutama Rotavirus merupakan penyebab infeksi virus utama (60-70%), 10-20% adalah infeksi bakteri, dan kurang dari 10% adalah infeksi parasit.

BACA JUGA:8 Gejala Hipertensi dan Cara Mengatasinya dengan Bawang Putih

Diare juga bisa disebabkan non-infeksi. Diantaranya karena alergi, kelainan anatomi usus, gangguan penyerapan di usus, keracunan makanan maupun tumor.

Patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dan virus pada prinsipnya sama yaitu menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Perbedaannya adalah bakteri dapat menginvasi mukosa sel usus halus sehingga dapat menyebabkan tinja disertai darah, yang dikenal sebagai disentri.

Namun, Sihol Marito S.Kep Ns menjelaskan, yang perlu diketahui bahwa tidak semua BAB cair merupakan diare. Pada bayi baru lahir, sistem pencernaan belum sepenuhnya sempurna, sehingga mereka belum mampu mencerna makanan dengan baik.

Akibatnya, tinja bayi menjadi berair dalam kurun waktu tertentu, dan kondisi ini merupakan hal normal. Bayi yang baru lahir sampai usia 2 bulan juga memiliki frekuensi BAB yang cukup sering hingga 10x dalam sehari.

BACA JUGA:Inilah 5 Penyakit yang Sering Terjadi di Musim Hujan, Kalian Sebaiknya Waspada

Ada 6 gejala diare yang sering terjadi, antara BAB cair/lembek, frekuensi 3x atau lebih per hari, perut kembung, mual dan atau muntah, nyeri perut, lemas serta kadang disertai demam.

Diare yang tidak segera ditangani dengan baik bisa menyebabkan dehidrasi. Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi dapat berupa gejala ringan, sedang, maupun berat.

Perlu diketahui juga tanda-tanda dehidrasi adalah tampak lemas dan pucat, mata cekung, sangat kehausan, mulut dan bibir kering, tubuh terasa dingin, jumlah urine sedikit dan warnanya kuning pekat kecoklatan, saat menangis, air mata hanya sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali dan mengantuk terus menerus.

Jika terjadi hal-hal diatas, segeralah bawa ke klinik atau RS terdekat, karena jika terjadi dehidrasi berat maka dapat timbul komplikasi seperti penurunan kesadaran, kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan