Refleksi Hikmah Banjir Besar Melanda Muratara Tercinta Januari 2024
Hermansyah Syamsiar Politisi PKS yang juga Ketua Komisi 1 DPRD Muratara-Foto : Dokumen Pribadi -Hermansyah Syamsiar
Oleh: Hermansyah Syamsiar*
*: Penulis Politisi PKS, Ketua Komisi I DPRD Muratara Sum-Sel 2019-2024
Musi Rawas Utara atau Muratara merupakan satu wilayah yang letaknya di bagian utara Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Sejak tahun 2013 dikenal dengan DOB Kabupaten Musi Rawas Utara disingkat MURATARA. Singkatan itu harapannya dengan potensi Sumber Daya Alamnya (SDA) melimpah yang sebagian besar belum ter-exploitasi.
KORANLINGGAUPOS.ID - Potensi kekayaan tambang yang dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas Utara adalah batubara, minyak dan gas bumi serta emas. Potensi-potensi lain antara lain pertanian, perikanan, perkebunan dan agro industry.
Di berbagai momentum Regional maupun Nasional sering saya boomingkan dengan istilah MURATARA dengan harapan dan do’a sepuluh tahunan kedepannya singkatan itu bermetamorfosa menjadi MUtiaRA NusanTARA terkaya di Sumatera Selatan dengan potensi SDA-nya dapat menjadikan rakyatnya Makmur Adil Nan Sejahtera dan semoga ditakdirkan dapat mempunyai pemimpin yang berkapasitas nan amanah untuk mewujudkan impian besar itu dengan modal dasar potensi SDA berlimpah. Apabila dikelola secara profesioanl dan proporsional.
Muratara telah dilanda musibah bencana banjir besar katagori banjir bandang.
Seingat saya ketika masih kecil dulu tahun 1982-an dan masa remaja 1997-an pernah terjadi banjir besar dalam bahasa kami rawas tempo dulu “dalam abang “ masih dianggap biasa, tetapi kali ini luar biasa yang tidak pernah dulunya terendam menjadi terendam lebih dari 1 meteran dengan air yang begitu deras dan keruh masuk perkampungan meninggalkan kesan traumatik ketimpangan sosial ekonomi dimensial akibat hujan lebat.
Musibah ini dampak dari pembabatan hutan dan tambang liar (tidak berdampak pada Pendapatan Anggaran Daerah), pembabatan dan penambangan secara liar yang tidak beraturan secara liar di uluan sungai hingga merusak struktur tanah sungai jadi keruh dan keluhan berkepanjangan dan rusak biota sungainya, ini merupakan sebuah aib yang tak bisa ditutupi lagi.
Hermansyah Syamsiar melanjutkan, satu sisi hujan merupakan rahmat dan rezeki berikan Allah kepada hamba-Nya. Dengan hujan, Bumi yang asalnya tandus dan gersang bisa menjadi subur.
Ketika kemarau gersang kebakaran dimana mana melanda, kita bermunajat agar turun hujan. Dengan nikmat hujan pula, kebutuhan hidup akan air dapat tercukupi. maka sepantasnya manusia bersyukur jika hujan turun.
Namun disisi lain, hujan juga bisa berubah menjadi bencana jika turun dengan intensitas tinggi dalam waktu cepat, Muratara yang notabenenya di bantaran Sungai Rupit dan Rawas yang memanjang dari uluan hingga ilir muara rawas dapat mengakibatkan banjir bandang atau longsor.
Hermansyah Syamsiar menekankan, bencana tersebut dapat terjadi apabila manusia memperlakukan alam dengan seenaknya tanpa kesadaran kolektif kehilangan rasa tanggung jawab bersama.
“Dalam presfektif spritual beragama telah mengajarkan kita tentang cara dan etika membangun hubungan dengan Allah (hablum minallah), dengan sesama manusia (hablum minannas), maupun hubungan dengan alam (hablum minal alam). Memang pada dasarnya Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi dan memberikan amanah kepada mereka untuk mengurus dan mengelola bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi bukan berati manusia boleh memperlakukan alam ini dengan sesuka hati atau memperturutkan hawa nafsu tanpa memikirkan akibatnya,” tegas Hermansyah Syamsiar dalam catatannya.