Refleksi Hikmah Banjir Besar Melanda Muratara Tercinta Januari 2024
Hermansyah Syamsiar Politisi PKS yang juga Ketua Komisi 1 DPRD Muratara-Foto : Dokumen Pribadi -Hermansyah Syamsiar
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, “Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Hermansyah Syamsiar menekankan, refleksi dari peristiwa menjadi sebuah pelajaran berharga yang harus kita petik hikmahnya.
Kita harus belajar untuk memperbaiki diri dalam membangun hubungan dengan alam secara lebih baik. Selain itu, kita juga harus belajar tentang cara menghadapi bencana alam yang tak terduga ini.
Hal itu penting, agar bencana tak menyisakan trauma yang berkepanjangan. Saat bencana itu sudah terjadi kita harus menghadapinya dengan kuat. Kita tidak boleh mengeluh ketika ujian itu telah datang. Sebaliknya, kita harus bersabar dan tetap bersyukur.
Meski bencana telah menimpa, kita masih diberikan sisa umur yang memberikan kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri.
Hikmah dibalik semua itu, kata Hermansyah Syamsiar, jika kita berpikir lebih dalam lagi, kita bisa merenungkannya tak mungkin sebuah ujian yang Allah berikan tanpa ada tujuan yang harus kita pelajari hingga menjadi pembelajaran.
BACA JUGA:Banjir Muratara Mulai Surut, Warga Gatal-gatal dan Sesak Nafas
Dari bencana banjir ini bisa kita dapatkan beberapa pelajaran, diantaranya:
1. Pelajaran tentang kesabaran, ketabahan, dan ketangguhan. Situasi yang sulit seperti menghadapi bencana, bisa melatih mental kita menjadi lebih tangguh.
Ketangguhan mental ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan kehidupan ke depan yang bermacam-macam, serta taubatan Nasuhah dari kemaksiatan bersama masyarakat dengan kesadaran kolektif agar terhindar dari bencana lebih besar lagi dan jauh dari keberkahan dan rahmatullah.
2. Pelajaran tentang pentingnya pelestarian alam. Mengingatkan manusia, bahwa mereka tak bisa hidup tanpa alam. Alam semesta ini telah berjasa besar dalam mewujudkan kehidupan manusia yang berkualitas. Karena itu mereka perlu menjaga dan merawat kelestariannya.
3. Pelajaran solidaritas tentang pentingnya kepedulian kepada sesama. Peristiwa yang mengagetkan itu juga menjadi pengingat keras bagi kita yang selama ini tidak peduli dengan kesulitan saudara-saudara kita. Rutinitas dan tanggungjawab kita sering melupakan kita untuk saling peduli kepada sesama.
Kita mengira bahwa harta melimpah yang kita miliki telah cukup bagi kehidupan kita. Tetapi ternyata itu semua tidak cukup. Saat bencana datang, harta yang kita miliki tak mampu membantu kita. Melainkan kita butuh saudara-saudara kita yang mungkin selama ini kita abaikan. Alhamdulillah musibah dapat ini dapat Edukasi yang berharga menjadi motivasi kedepan.
4. Pelajaran mengingatkan kepada kita tentang kebesaran Tuhan. Sesungguhnya manusia itu kecil sekali di hadapan Tuhan. Tetapi tak jarang kita melupakan-Nya. Anugerah dan nikmat yang dibarikan oleh-Nya banyak yang kita lupakan dan tak kita syukuri. Bahkan tidak sedikit besarnya nikmat itu telah menyebabkan kesombongan dan kecongkakan.
5. Pelajaran bagi stakeholder pemangku kebijakan, penyelenggara pemerintahan Eksekutif maupun legislatif susuai dengan tupoksinya masing masing ada beban amanah sumpah jabatan di atas Alquran hendaknya ada upaya keseriusan membuat Blue Print Formulasi langkah langkah tanggap darurat menghadapi bencana banjir besar kedepannya dengan peningkatan Anggaran Prioritas lebih besar.