Pelaku Usaha Kerajinan Tangan di Musi Rawas Keluhkan Sulitnya Dapatkan Bahan Baku Rotan
Terlihat Muhamad Fadil warga dusun VI Desa Sidoharjo Kecamatan Tugumulyo, saat sedang membuat keranjang sayuran pesanan dari konsumennya-Foto : MUSLIMIN-
MUSI RAWAS, KORALINGGAUPOS.ID – Saat ini, beberapa pelaku usaha pengrajin rotan pilih tidak melanjutkan lagi usahanya. Pasalnya, tidak hanya harganya tinggi, bahan baku rotan juga sulit untuk didapati.
Muhamad Fadil, salah seorang pelaku usaha kerajinan tangan pembuatan kursi dan keranjang mengaku, biasanya mereka mendapatkan bahan baku rotan dari Kota Lubuk Linggau. Itu pun dengan harga yang cukup tinggi.
Warga Dusun VI Desa Sidoharjo Kecamatan Tugumulyo ini mengaku, sudah memulai usaha pembuatan kerajinan tangan kursi dan keranjang sejak tahun 2005. waktu itu dirinya masih berstatus bujangan.
Untuk bahan baku rotan yang digunakan itu, ia biasanya tidak menggunakan hanya satu jenis rotan saja, melainkan ada empat jenis rotan, seperti rotan manau, rotan getah dan rotan semambu serta rotan sega.
"Dari keempat jenis rotan tersebut, harganya pun juga berbeda beda, seperti rotan manau itu harganya mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000 dengan ukuran 4 meter, kemudian rotan getah itu Rp 1.000 dengan ukuran 2,5 meter. Rotan sega Rp 1.000 dengan ukuran 4-5 meter. Sedangkan untuk harga rotan semambu itu Rp 2.500 ukuran 2,5 meter," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 6 Desember 2025.
Untuk saat ini selain melayani pesanan dirinya juga memproduksi kerajinan tangan seperti keranjang sayur dan buah itu setiap hari. Karena memang sudah melakukan kerjasama dengan toko-toko yang menjual barang-barang kerajinan tangan seperti itu.
Dalam sehari itu ia hanya mampu membuat keranjang sayuran itu jika ukuran nya besar itu hanya 1 set saja, jika ukurannya kecil bisa dua set dalam sehari selesai pembuatannya. Ia tidak bisa banyak dalam sekali produksi, karena masih menggunakan alat –alat seadanya.
Untuk proses pembuatan kursi rotan itu juga dalam sehari masih 1-2 kursi itu pun ukuran kursi yang kecil. Lambatnya proses pembuatan keranjang dan kursi rotan ini karena memang setiap rotan yang akan digunakan itu harus melewati beberapa tahapan, ini dilakukan agar ketahanan produk yang dibuat ini bisa bertahan lama.
“Seperti rotan harus dilakukan proses pengasapan terlebih dahulu, jika ada alatnya itu paling baik dilakukan pengovenan, setelah itu dilakukan penjemuran selama 4-6 hari, jika musim penghujan itu juga menjadi kendala, dan membutuhkan waktu yang cukup lama," ungkapnya.
Jika rotan dalam kondisi setengah kering masih banyak mengandung air, ketahanan akan keranjang dan kursi tersebut itu tidak bertahan lama. Sehingga konsumen ditakutkan akan kecewa karena produk yang kita buat tidak bertahan lama.
"Kita bertahan sampai dengan saat ini, karena dari dulu kita memang mempertahankan kualitas produk yang kita jual. Disamping itu proses pengerjaan kerajinan tersebut juga tepat waktu sehingga konsumen merasa puas dengan hasil yang kita pasarkan," tegasnya.
Untuk harga keranjang ukuran kecil itu kami jual dengan harga Rp 150.000 dengan bahan dari rotan geta, jika menggunakan bahan baku rotan manau itu harga manau atau semambu itu harganya Rp 250.000 itu pun ukurannya keranjangnya yang besar.